Jakarta (buseronline.com) – Wakil Menteri Keuangan I (Wamenkeu I) RI Suahasil Nazara menyampaikan keynote speech pada Seminar Nasional Ikatan Alumni Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (MM FEB) Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) di kampus UKRIDA Jakarta. Dalam pidatonya, Suahasil menyoroti pentingnya memahami dinamika ekonomi global yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Suahasil menjelaskan bahwa Indonesia adalah bagian dari konstelasi dunia, sehingga perubahan ekonomi global seperti di Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara Eropa berdampak pada perekonomian nasional.
“Suku bunga yang tinggi di Amerika Serikat dapat menarik arus modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Sementara itu, perlambatan ekonomi di Tiongkok berdampak pada ekspor Indonesia ke negara tersebut,” terangnya.
Ia juga mencermati perkembangan politik di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis, yang dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi global. Di tengah tantangan global tersebut, pemerintah tetap optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di kisaran 5%.
Suahasil mencatat bahwa indikator sosial seperti tingkat pengangguran dan kemiskinan terus menurun, namun menekankan pentingnya pertumbuhan berkualitas yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Suahasil membahas potensi ruang pertumbuhan ekonomi baru seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, dan hilirisasi. “Ekonomi digital harus terus didorong untuk menciptakan efisiensi dan ekonomi berbasiskan kreativitas,” kata Suahasil.
Dalam konteks ekonomi hijau, Indonesia berkomitmen mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission pada tahun 2060.
Ia juga menyoroti pentingnya hilirisasi sumber daya alam mineral untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. “Kita perlu mengundang investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mendukung hilirisasi ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Suahasil menjelaskan peran penting Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mendukung pembangunan ekonomi. Saat ini, Kementerian Keuangan sedang mengerjakan tiga layer APBN, yaitu menyelesaikan audit APBN 2023, menjalankan APBN 2024, dan menyusun RAPBN 2025.
Suahasil menekankan bahwa ketiga APBN tersebut harus saling terhubung dan mendukung satu sama lain. Menutup pidatonya, Suahasil menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah akan terus mengembalikan manfaat dari pengumpulan dana APBN kepada masyarakat melalui berbagai program seperti perlindungan sosial, pendidikan, infrastruktur, kesehatan, keterjangkauan energi, pertanian, dan UMKM.
“Meskipun tantangan besar di depan mata, pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Seminar ini dihadiri sejumlah akademisi, praktisi ekonomi, dan mahasiswa, serta menjadi forum penting untuk membahas isu-isu ekonomi terkini dan prospek masa depan perekonomian Indonesia. (R)