Medan (buseronline.com) – Rumah Sakit (RS) Adam Malik Medan kembali mencatatkan sejarah dalam upayanya meningkatkan layanan kesehatan jantung di Provinsi Sumut. Selama enam hari, mulai tanggal 6 hingga 13 Agustus 2024, tim dokter bedah jantung dan kardiologi intervensi dari King Salman Humanitarian Aid and Relief Center (KSRelief) bersama tim RS Adam Malik berhasil menyelesaikan 33 kasus operasi jantung kompleks di rumah sakit tersebut.
Misi medis ini merupakan misi ketiga yang dilaksanakan oleh KSRelief di Indonesia tahun ini. Misi pertama berlangsung pada akhir Mei, disusul oleh misi kedua pada bulan Juni. Dalam misi ketiga ini, tim KSRelief fokus menangani kasus-kasus operasi jantung terbuka dan prosedur kateterisasi atau intervensi non-bedah pada pasien dewasa dengan kondisi yang rumit. Dari 33 kasus yang ditangani, sebanyak 14 di antaranya adalah operasi jantung terbuka, sementara 19 kasus lainnya merupakan prosedur kateterisasi jantung.
Direktur Utama RS Adam Malik diwakili Direktur Medik dan Keperawatan dr Otman Siregar SpOT (K) menjelaskan bahwa beberapa anggota tim dari KSRelief yang terlibat dalam misi kali ini adalah orang-orang yang sudah berpartisipasi dalam misi sebelumnya.
“Sebagian anggota tim tetap sama, namun ada juga beberapa anggota baru. Hal ini disebabkan oleh rotasi dokter-dokter di KSRelief yang bertugas di Indonesia atau Medan,” kata Otman kepada wartawan usai teleconference Wamenkes RI dan Dubes Arab Saudi dengan tim medis KSR dan RS Adam Malik di Gedung PJT RS Adam Malik.
Kehadiran tim KSRelief ini, menurut Otman, membawa banyak manfaat bagi rumah sakit, terutama dalam mempercepat penanganan pasien. “Dengan adanya misi ini, jadwal operasi yang selama ini memiliki waktu tunggu cukup panjang dapat dipercepat. Pasien-pasien yang semula harus menunggu lebih lama kini bisa mendapatkan perawatan lebih cepat,” jelasnya.
Selain itu, Otman juga menekankan bahwa misi ini membantu menangani kasus-kasus sulit yang biasanya harus dirujuk ke Jakarta. “Dengan adanya tim ini, banyak kasus sulit yang dapat ditangani langsung di Medan, sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke Jakarta. Ini tentu mengurangi beban bagi pasien dan keluarganya,” tambahnya.
Di samping melakukan tindakan medis, tim KSRelief juga membawa bahan-bahan medis untuk operasi jantung di RS Adam Malik. Lebih dari itu, keberadaan mereka di Medan juga membuka peluang besar bagi transfer pengetahuan dan keterampilan antara tim dokter dari Saudi Arabia dan dokter-dokter di Indonesia.
“Transfer knowledge dan skill yang diberikan oleh tim KSRelief ini sangat bermanfaat bagi kami. Ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, terutama bagi dokter-dokter muda yang terlibat,” ungkapnya.
Sementara, salah satu dokter bedah jantung senior di RS Adam Malik, dr Marshal SpB SpBTKV merasa sangat tersentuh dengan dedikasi tim KSRelief. Ia mengungkapkan bahwa seluruh anggota tim adalah sukarelawan yang bekerja tanpa gaji, dengan motivasi utama untuk beribadah.
“Saya sangat terharu dengan komitmen mereka. Mereka bekerja tanpa pamrih, hanya untuk tujuan kemanusiaan dan ibadah,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa kehadiran tim KSRelief memberikan wawasan dan pengalaman yang luar biasa bagi seluruh staf medis di RS Adam Malik.
“Bedah jantung adalah bidang yang sangat kompleks. Tim KSRelief tidak hanya membawa dokter bedah jantung, tetapi juga perfusionist, dokter anestesi khusus bedah jantung, dan tenaga medis lainnya. Tim kami di RS Adam Malik mendapatkan banyak ilmu dan keterampilan baru yang sangat bermanfaat,” jelasnya.
Untuk mendukung kelancaran misi ini, RS Adam Malik telah mempersiapkan fasilitas medis yang memadai, termasuk menyediakan 10 tempat tidur di ruang ICU khusus untuk pasien-pasien yang menjalani operasi jantung. “Dengan fasilitas yang kami miliki dan dukungan dari tim KSRelief, kami bisa melayani begitu banyak pasien dalam waktu singkat,” ujarnya.
Misi kemanusiaan dari KSRelief ini diharapkan dapat terus berlanjut di masa mendatang, mengingat besarnya manfaat yang dirasakan oleh para pasien dan staf medis di RS Adam Malik. “Kami berharap misi ini dapat menjadi program yang berkesinambungan, demi kepentingan pasien-pasien kami, terutama di Medan dan Sumut,” tutup dr Otman. (P3)