28 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Belanja Negara Tumbuh Positif, Defisit Anggaran Tetap Terkendali

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Belanja negara Indonesia hingga Juli 2024 menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun defisit anggaran tetap terkendali.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa realisasi belanja negara telah mencapai Rp1.638,8 triliun, setara 49,3 persen dari target APBN 2024. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 12,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Dari total belanja tersebut, belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan 14,7 persen, atau mencapai Rp1.170,8 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA di kantor pusat Kementerian Keuangan.

Belanja pemerintah pusat tersebut terdiri dari belanja kementerian/lembaga (KL) sebesar Rp588,7 triliun atau 54,0 persen dari target, dan belanja non-KL sebesar Rp582,1 triliun atau 42,3 persen dari target. Selain itu, dana transfer ke daerah tercatat mencapai Rp468 triliun.

Dana ini diharapkan akan terus dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, perlindungan sosial, serta mendorong kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah secara inklusif dan berkelanjutan.

Sri Mulyani mengindikasikan bahwa meskipun belanja negara belum mencapai 50 persen pada bulan ke-7 tahun ini, diperkirakan akan terjadi peningkatan signifikan pada kuartal ketiga dan keempat. “Inilah yang nanti akan menjadi dinamika antara pendapatan dan belanja yang harus kita jaga sampai akhir tahun,” ungkapnya.

Lebih lanjut, keseimbangan primer tetap terjaga positif di angka Rp179,3 triliun, meskipun menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp394,6 triliun. Namun, defisit negara pada Juli 2024 masih tercatat relatif baik, yakni Rp 93,4 triliun atau setara 0,41 persen dari GDP.

Realisasi pembiayaan anggaran juga berjalan sesuai rencana, mencapai Rp217 triliun atau 41,5 persen dari pagu, dengan pertumbuhan 31,9 persen.

“Dinamika global dan domestik yang tinggi menuntut pengelolaan APBN yang cermat. Namun, kami optimis bahwa belanja negara dan defisit tetap terjaga, mendukung kesejahteraan rakyat melalui berbagai program perlindungan sosial, pendidikan, dan kesehatan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Dengan kondisi ini, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat di tengah tantangan yang ada, baik di dalam negeri maupun di tingkat global. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru