28 C
Medan
Kamis, September 12, 2024

Sarasehan Nasional Kepercayaan: Dialog Konstruktif untuk Ketahanan Sosial dan Budaya

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Surabaya (buseronline.com) – Direktorat Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit KMA) di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek menyelenggarakan Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Surabaya, Jawa Timur. Acara ini berlangsung dari 19 hingga 22 Agustus 2024.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengungkapkan bahwa Sarasehan Nasional ini merupakan kesempatan berharga untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi berbagai tantangan baik di tingkat individu maupun komunitas.

“Para penghayat memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini untuk kebaikan seluruh masyarakat. Nilai ini dapat menjadi solusi untuk berbagai tantangan dalam menjaga ketahanan sosial secara global,” ujar Hilmar.

Sarasehan Nasional ini dihadiri 275 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk organisasi Penghayat Kepercayaan, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan (Gema Pakti), Perempuan Penghayat Kepercayaan (Puan Hayati), serta kementerian dan lembaga terkait. Mereka berkumpul untuk membahas peran strategis penghayat kepercayaan dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Dengan tema “Transformasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk Meningkatkan Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi secara Berkelanjutan,” acara ini bertujuan mengoptimalkan layanan pemenuhan hak penghayat kepercayaan serta memperkuat komitmen mereka dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, Sjamsul Hadi, menekankan bahwa Sarasehan Nasional ini juga merupakan wadah penting untuk dialog konstruktif antara penghayat kepercayaan dan pemerintah.

“Penghayat kepercayaan memiliki peran krusial dalam menjaga keberagaman Indonesia dan harus mampu berkontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup,” ungkap Sjamsul.

Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang tukar pikiran, tetapi juga menghasilkan rencana aksi konkret yang dapat dijadikan panduan oleh para penghayat dalam berkontribusi aktif pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Dengan semangat persatuan dan gotong royong, Sarasehan Nasional ini mencerminkan komitmen bangsa Indonesia untuk maju tanpa melupakan nilai-nilai luhur yang mendasari negara ini.

Penghayat kepercayaan diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan Nusantara Baru yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru