Jakarta (buseronline.com) – Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah strategis untuk menangani penyebaran virus MPOX di tanah air.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan langkah-langkah ini setelah mengikuti Rapat Terbatas terkait Perkembangan Penanganan MPOX dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum di Bali, yang berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Menkes Budi menjelaskan bahwa pemerintah akan kembali mengaktifkan electronic surveillance card, serupa dengan sistem PeduliLindungi, untuk memantau kedatangan orang dari luar negeri.
“Jika seseorang teridentifikasi memiliki risiko, mereka akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan tes PCR, yang hasilnya bisa diperoleh dalam waktu 30-40 menit,” ujarnya.
Sebagai bagian dari persiapan menghadapi penyebaran MPOX, terutama menjelang Asia-Africa Leaders Meeting di Bali, pemerintah telah menyiapkan mesin PCR di Jakarta dan Bali.
“Jika ada yang teridentifikasi berisiko tinggi, seperti suhu tubuh tinggi dan terdapat ruam, kami akan langsung melakukan tes dan isolasi jika hasilnya positif,” tambahnya.
Pemerintah juga telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin MPOX pada tahun 2022 sebagai respons terhadap status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) yang dikeluarkan oleh WHO.
Sebagian dari vaksin tersebut masih tersedia dan dikirimkan ke Bali untuk melindungi kelompok-kelompok berisiko tinggi, seperti tenaga kesehatan dan petugas laboratorium. Selain itu, pemerintah telah memesan tambahan 1.600 dosis vaksin dari Denmark yang diharapkan tiba dalam waktu dekat.
Untuk mendukung penanganan kasus yang sudah ada, rumah sakit di Jakarta dan Bali telah dilengkapi dengan fasilitas dan obat-obatan yang diperlukan. Menkes Budi juga menegaskan bahwa hingga saat ini, seluruh pasien MPOX di Indonesia telah sembuh.
“Virus MPOX yang menyebar di Indonesia adalah varian 2b, yang memiliki tingkat fatalitas rendah dan bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat,” jelasnya.
Menkes menambahkan bahwa hingga kini, ada 88 kasus terkonfirmasi di Indonesia, dengan sebagian besar terjadi pada tahun 2023. Semua pasien berhasil pulih, menunjukkan efektivitas dari penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan, sambil mengedukasi masyarakat tentang penyebaran virus yang terjadi terutama melalui kontak fisik. “Penyebaran virus ini tidak secepat Covid-19 dan hanya terjadi di kelompok tertentu, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan,” tutup Budi. (R)