23.4 C
Medan
Rabu, September 18, 2024

Pemkab Sergai dan BRGM Gelar Sosialisasi Rehabilitasi Mangrove untuk Perlindungan Ekosistem

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Sergai (buseronline.com) – Pemerintah Kabupaten Sergai bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) telah menyelenggarakan sosialisasi untuk percepatan rehabilitasi mangrove dan perlindungan ekosistem mangrove di Aula Theme Park, Kecamatan Pantaicermin, pada 10-11 September 2024.

Acara ini bertujuan untuk membahas proses pelaksanaan rehabilitasi mangrove, lokasi penanaman, serta mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.

Dalam sambutannya yang dibacakan Pj Sekda Rusmiani Purba, Bupati Sergai H Darma Wijaya menekankan pentingnya kolaborasi dari semua pihak dalam rehabilitasi dan pengelolaan ekosistem mangrove.

Menurutnya, mangrove memiliki banyak manfaat, seperti mencegah intrusi air laut, mengurangi erosi dan abrasi pantai, serta menyediakan habitat bagi satwa dan sumber makanan.

Darma Wijaya juga mengungkapkan bahwa rehabilitasi mangrove menjadi salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2020-2025, terutama dalam program Sapta Dambaan yang mencakup Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan serta Wisata Maju Terus.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021, Pemkab Sergai telah menetapkan luas kawasan mangrove di lima kecamatan, dengan Kecamatan Tanjungberingin sebagai yang terbesar, yaitu 196,62 hektar.

Kepala Kelompok Kerja Pengawasan Internal, Triko, berharap agar semua pihak, termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, Kejaksaan Negeri, dan masyarakat, dapat bekerja sama untuk mendorong keberhasilan program rehabilitasi mangrove ini.

BRGM melaksanakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, seperti program Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM), edukasi melalui kurikulum lokal, serta pengembangan usaha seperti budi daya mangrove dan produk olahan makanan.

Tahun ini, BRGM optimis dengan program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) yang didanai oleh Bank Dunia, dengan target rehabilitasi seluas 6.078 hektar di Sumatera Utara hingga tahun 2027.

Program ini tidak hanya fokus pada penanaman, tetapi juga melibatkan edukasi, pelatihan ekonomi, dan hibah usaha di 93 desa. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru