Medan (buseronline.com) – Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni, menyatakan bahwa sejumlah venue yang digunakan dalam PON XXI Aceh-Sumut akan dimanfaatkan secara optimal setelah ajang olahraga tersebut berakhir. Sejumlah opsi pengelolaan telah disiapkan, di antaranya oleh Pemerintah Daerah (Pemda), Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang olahraga (cabor), atau bahkan pihak ketiga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Beberapa Pengprov Cabor sudah menyambut baik. Venue yang diserahkan pada cabor bisa digunakan untuk latihan maupun pertandingan,” ungkap Fatoni dalam konferensi pers di Media Center Utama PON XXI Sumut, Medan, Kamis.
Fatoni juga mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi menyukseskan pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut, meskipun terdapat sejumlah tantangan yang berhasil diatasi dengan sigap oleh PB PON XXI Sumut. “PON berjalan lancar. Berbagai keterbatasan yang ada sudah kita benahi dengan cepat, sehingga pertandingan terus berjalan tanpa hambatan,” tuturnya.
Pembangunan sejumlah venue berstandar internasional menjadi salah satu pencapaian penting dalam PON XXI. Beberapa venue tersebut meliputi stadion madya atletik, venue boling, gateball, hingga Stadion Utama dengan kapasitas 25 ribu orang, yang siap digunakan untuk upacara penutupan pada Jumat.
Menurut Fatoni, PON XXI merupakan ajang terbesar dalam sejarah penyelenggaraan PON, baik dari segi jumlah atlet, ofisial, maupun cabang olahraga yang dipertandingkan. Fasilitas media center juga diklaim lebih canggih dibandingkan olimpiade.
Selama pelaksanaan PON, Sumatera Utara mempersiapkan 1.500 tenaga medis dan 72 ambulans yang ditempatkan di setiap venue. Selain itu, tersedia 8.000 kamar di 92 hotel bagi para peserta dan ofisial. Jumlah volunteer yang terlibat juga memecahkan rekor dengan 82 ribu orang, jumlah yang disebut Fatoni melampaui volunteer olimpiade.
Tak hanya memberikan dampak pada bidang olahraga, PON XXI juga turut menggerakkan perekonomian di Sumut. Peningkatan okupansi hotel dan dampak positif terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi bukti bahwa ajang ini berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Ini adalah momen luar biasa bagi Sumut, tidak hanya dari segi olahraga, tetapi juga dari segi ekonomi dan pembangunan,” tutup Agus Fatoni. (R)