25 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Kesehatan dan Iklim: Penekanan Wamenkeu dalam Kebijakan Global

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara mengungkapkan pentingnya integrasi antara kesehatan dan perubahan iklim dalam kebijakan global saat berpidato di acara di Uzbekistan, Rabu.

Ia menyoroti bahwa dua dekade lalu, hubungan antara keduanya tidak dianggap signifikan, namun kini dampaknya terhadap kesehatan masyarakat semakin jelas.

Dalam pidatonya, Wamenkeu mengutip studi dari Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa pada tahun 2030, perubahan iklim dapat mendorong tambahan 132 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem dan menyebabkan 44 juta orang mengalami masalah kesehatan.

Proyeksi biaya kesehatan tahunan akibat dampak tersebut diperkirakan mencapai antara $2 hingga $4 miliar, yang akan sangat membebani sistem kesehatan di negara berkembang.

“Angka-angka ini sangat memprihatinkan. Ini tidak dapat diterima dan kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” tegas Suahasil.

Deklarasi COP 28 menjadi titik balik penting, menurutnya, yang menegaskan bahwa kesehatan harus menjadi dimensi utama dalam tindakan iklim. Ia menyatakan bahwa kesehatan kini dilihat sebagai isu kelangsungan hidup, bukan hanya lingkungan.

Indonesia juga berkomitmen aktif dalam mengaitkan pembiayaan kesehatan dengan kebijakan iklim melalui G20 Joint Finance and Health Task Force dan Coalition of Finance Ministers for Climate Action.

“Ini penting agar para menteri keuangan memahami dan mendukung alokasi anggaran untuk isu-isu iklim dan kesehatan,” imbuhnya.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia telah meluncurkan platform Indonesia Energy Transition Mechanism untuk mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Ia menekankan bahwa perubahan iklim adalah darurat kesehatan global yang perlu ditangani dengan serius. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru