Yogyakarta (buseronline.com) – SEAMEO Regional Centre for Food and Nutrition (RECFON) bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan mengadakan seminar internasional bertajuk “International Seminar on School Lunch Programmes in Southeast Asia: Best Practices and Lessons”, Kamis.
Seminar ini menghadirkan para pakar dari berbagai negara di Asia Tenggara untuk membahas praktik baik dalam pelaksanaan program makan siang di sekolah.
Dalam acara ini, Direktur SEAMEO RECFON, Herqutanto, menekankan bahwa masalah malnutrisi pada anak tetap menjadi tantangan besar di kawasan ini. Ia menyatakan, “Program makan siang sekolah sangat penting untuk memastikan anak-anak, terutama dari latar belakang kurang mampu, mendapatkan nutrisi esensial untuk pertumbuhan dan keberhasilan akademik.”
Rektor Universitas Ahmad Dahlan, Muchlas, menambahkan pentingnya seminar ini sebagai persiapan untuk program makan siang sekolah baru yang akan diluncurkan oleh pemerintah Indonesia. “Kita perlu mempelajari praktik-praktik terbaik dari program serupa di Asia Tenggara,” ujarnya.
Seminar ini juga menghadirkan empat pembicara utama dari Kamboja, Singapura, Filipina, dan Universitas Ahmad Dahlan. Huy Meng Hut dari Kamboja menjelaskan tentang kemitraan publik dan swasta untuk memperluas jangkauan program makan siang di sekolah. Mary Chong dari Singapura membahas penerapan teknologi dalam manajemen makanan sehat di sekolah, sementara Dexter Galban dari Filipina melaporkan keberhasilan dalam mengurangi prevalensi wasting pada siswa.
M Ridwan Ansari dari Universitas Ahmad Dahlan menyoroti tantangan pelaksanaan program di Yogyakarta, seperti pentingnya pengelolaan rantai pasokan dan pelatihan bagi pengelola makanan di sekolah.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan solusi konkret dalam mengatasi masalah gizi anak-anak di Asia Tenggara, serta meningkatkan efektivitas program makan siang sekolah ke depannya. (R)