25 C
Medan
Minggu, November 24, 2024

Menghadapi Perubahan Iklim: Pendidikan Terintegrasi Dalam Kurikulum Nasional

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kemendikbudristek telah merumuskan Panduan Pendidikan Perubahan Iklim sebagai respons terhadap isu perubahan iklim yang semakin mendesak. Melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), panduan ini disusun dengan melibatkan berbagai pihak dan menjadi salah satu isu prioritas dalam kurikulum nasional.

Ketua Tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Yogi Anggraena, menjelaskan bahwa materi tentang perubahan iklim akan diintegrasikan ke dalam intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, tanpa dijadikan mata pelajaran terpisah. Kegiatan intrakurikuler mencakup pembelajaran yang telah ada, sedangkan kokurikuler bertujuan memperkuat kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan ke museum. Kegiatan ekstrakurikuler akan mengembangkan minat siswa, misalnya dalam bidang olahraga dan seni.

“Pada tahap awal, kami telah memetakan kemampuan yang perlu dimiliki peserta didik dari PAUD hingga SMA. Kemudian, kami integrasikan kemampuan tersebut ke dalam intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,” ungkap Yogi dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar, Kamis.

Dia menambahkan bahwa tema perubahan iklim sudah terdapat dalam beberapa mata pelajaran, sehingga siswa akan belajar tentang isu ini secara tidak langsung. Kegiatan kokurikuler, seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), serta ekstrakurikuler, seperti Pramuka, akan memperkuat pemahaman siswa tentang gaya hidup berkelanjutan.

Kemendikbudristek juga menyusun panduan yang berisi contoh praktik baik sebagai alat bantu untuk satuan pendidikan. Harapannya, pendidikan perubahan iklim ini dapat menjadi gerakan bersama di lingkungan sekolah.

Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Luckmi Purwandari, menyatakan apresiasinya terhadap panduan yang disusun Kemendikbudristek. Menurutnya, panduan ini sangat penting untuk menghadapi krisis lingkungan saat ini, yang meliputi perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan pencemaran limbah.

“Pendidikan perubahan iklim akan memberikan pengetahuan kepada siswa tentang potensi bahaya dari perubahan iklim, yang berbeda-beda di setiap daerah. Harapannya, baik siswa maupun pengajar akan lebih paham mengenai isu ini,” tambah Luckmi.

Ali Mukodas, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, mengungkapkan bahwa Pemprov DKI telah mendukung pendidikan perubahan iklim dengan mengeluarkan surat edaran untuk memasukkan isu-isu terkini ke dalam kurikulum. Ia mengapresiasi sekolah-sekolah yang telah berhasil menerapkan program sekolah hijau dan meraih Adiwiyata Nasional.

Sementara itu, Lusia Yefin Bertiana Winarno, Kepala SMP Strada Slamet Riyadi Kota Tangerang, menjelaskan bahwa sekolahnya telah mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dan perubahan iklim ke dalam kurikulum. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai mata pelajaran serta proyek berbasis lingkungan dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan Pramuka.

Dengan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, pendidikan perubahan iklim diharapkan menjadi gerakan bersama yang berfokus pada manfaat dan dampak positif bagi generasi mendatang. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru