Jakarta (buseronline.com) – Kurikulum Merdeka yang dikembangkan sejak 2020 terus mengalami penguatan dan evaluasi bertahap. Pada tahun 2024, Kemendikbudristek memperkuat kebijakan ini melalui Permendikbudristek 12/2024 untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara berkeadilan.
Kurikulum Merdeka kini telah diterapkan secara nasional, diadopsi oleh lebih dari 350 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Kurikulum ini dirancang sebagai strategi peningkatan kualitas pembelajaran yang menekankan karakter siswa sesuai nilai-nilai Pancasila. Untuk mencapai visi tersebut, Kemendikbudristek terus mendorong gotong royong antara berbagai pihak dan sektor, melalui inisiatif Merdeka Belajar.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah mengkoordinasi peningkatan kualitas implementasi Kurikulum Merdeka melalui skema mitra pembangunan. Menurut Baharudin, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, banyak pihak telah berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman guru.
Partisipasi dari berbagai lembaga, organisasi, dan sektor swasta telah membantu mempercepat implementasi Kurikulum Merdeka. Kuark Internasional, misalnya, berkontribusi melalui program pembelajaran sains berbasis inkuiri, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Perusahaan ini juga memfasilitasi Olimpiade Sains Kuark dan Kelas Lentera Kuark untuk meningkatkan kapasitas guru.
“Kami melihat peluang besar untuk terus berkolaborasi dengan sekolah binaan, terutama dalam implementasi Kurikulum Merdeka,” ujar Saktiana Dwi Hastuti, General Manager Training and Development Kuark Internasional.
Selain Kuark Internasional, Yayasan Nusantara Sejati (YNS) yang berfokus pada pengembangan masyarakat, juga turut berperan. YNS aktif di Papua, berkolaborasi dengan Kemendikbudristek untuk meningkatkan angka literasi dan kapasitas guru melalui pelatihan berbasis Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Sementara itu, Quipper School, platform belajar digital, mendukung pembelajaran daring gratis bagi guru dan siswa. Mereka juga membantu menggali potensi siswa melalui tes minat bakat, serta menyelenggarakan webinar berbagi praktik baik.
“Kami ingin mendistribusikan pengetahuan secara merata, terutama untuk siswa di daerah terpencil,” kata Dedi Purwanto, Head of Business Operations & Strategy Quipper School.
Kemendikbudristek bersama mitra pembangunan menawarkan enam opsi gotong royong, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), Komunitas Belajar (Kombel), dan proyek P5. Program ini diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang lebih berkualitas dan berkelanjutan di seluruh Indonesia. (R)