Surabaya (buseronline.com) – PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, bersama mitra konsorsium Sinopec International Energy Investment (SIEI) Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Melati) B V, menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) atau Production Sharing Contract (PSC) di Wilayah Kerja (WK) Melati. Acara penandatanganan berlangsung pada pertemuan Indonesia Exploration Forum (IEF) 2024 di Surabaya, Senin.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited, Qin Shenggao, Direktur KUFPEC Indonesia (Melati) B V, Tareeq M Ebrahim, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, serta Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana.
Dalam sambutannya, Dwi Soetjipto menekankan pentingnya eksplorasi masif untuk menemukan cadangan migas baru. “Potensi pengembangan industri migas dan peluang penemuan cadangan pada blok baru masih sangat besar. Diharapkan temuan cadangan baru terus diperoleh,” ujarnya.
Sementara itu, Dadan Kusdiana menambahkan bahwa penandatanganan kontrak PSC ini akan membantu pencapaian target pemerintah dalam menemukan cadangan migas baru. “Dengan kolaborasi KKKS di Wilayah Kerja Eksplorasi ini, kami berharap dapat menghasilkan temuan baru,” ujarnya.
PSC WK Melati, yang meliputi area onshore dan offshore di Sulawesi Tenggara serta Sulawesi Tengah, menggunakan Skema Cost Recovery. Luas wilayah kerja mencapai 8.453,70 km² dengan total komitmen pasti sebesar USD12.700.000, mencakup kegiatan studi geologi dan geofisika serta survei seismik.
Muhamad Arifin, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, menyatakan optimisme dalam mencari cadangan migas di Wilayah Kerja Melati. “Eksplorasi di Indonesia Timur menjadi harapan baru bagi industri migas, dan kami siap menjalankan komitmen eksplorasi ini,” ungkapnya.
Sebelum penandatanganan PSC, konsorsium WK Melati telah menyepakati prinsip-prinsip dasar perjanjian operasi bersama atau Joint Operating Agreement (JOA) terkait pengelolaan dan pengoperasian WK Melati. Penandatanganan prinsip-prinsip dasar JOA juga dilakukan di The Westin Surabaya, Senin (14/10/2024).
Rachmat Hidajat, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE, mengapresiasi penandatanganan JOA. “Ini bukan sekadar menandatangani dokumen, tetapi meletakkan landasan bagi kemitraan yang kuat,” katanya.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), menambahkan bahwa Pertamina terus berupaya mendapatkan cadangan migas baru untuk meningkatkan produksi nasional dan menjaga ketahanan energi.
PHE berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi hulu migas dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), serta menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang terstandarisasi ISO 37001:2016. Pertamina bertekad mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program-program yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). (R)