29 C
Medan
Jumat, Oktober 18, 2024

Pengembangan Ekosistem Radiofarmaka: Menkes Budi Tingkatkan Layanan Penyakit Kanker

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin, mengajak sektor swasta untuk membangun ekosistem radiofarmaka guna meningkatkan layanan pengobatan penyakit kanker. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peresmian pabrik radioisotop PT Global Onkolab Farma yang berlangsung di Jakarta, Selasa.

Menkes Budi menjelaskan bahwa radioterapi memerlukan dukungan dari berbagai komponen, seperti PET Scan, SPECT CT, LINAC, dan Brachytherapy, serta penyediaan radiofarmaka dan siklotron. “Tolong bantu kami untuk mewujudkan ekosistem ini secepat mungkin,” ujarnya.

Dalam pengembangan ekosistem radiofarmaka, Menkes Budi menekankan pentingnya kerja sama antara pembuat regulasi, penyedia layanan kesehatan, organisasi profesi, civitas akademik, serta produsen alat PET Scan.

Radiofarmaka, yang merupakan isotop radioaktif dalam bentuk sediaan farmaka, berperan penting dalam kedokteran nuklir untuk diagnostik dan terapi penyakit kanker.

Menkes Budi mengungkapkan keprihatinannya atas terbatasnya layanan PET Scan yang hanya tersedia di tiga lokasi di Indonesia.

Hal ini menyebabkan waktu tunggu yang lama bagi pasien dan mendorong banyak di antara mereka untuk berobat ke luar negeri. “Sekarang kita mau tambah sekitar 18 unit PET Scan lagi, dan itu akan ada di 16 provinsi di seluruh pulau besar di Indonesia,” tambahnya.

Selain itu, Menkes Budi mendorong pemanfaatan radiofarmaka tidak hanya untuk tujuan diagnostik, tetapi juga untuk pengembangan teranostik di masa mendatang.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Taruna Ikrar, menyatakan harapannya terhadap pemanfaatan radiofarmaka dalam penyembuhan kanker. Ia menilai bahwa alternatif penyembuhan yang ada, seperti hormon terapi, kemoterapi, imunoterapi, dan operasi, masih belum cukup memadai. “Kita berharap bisa diantisipasi lewat radioterapi dan radioisotop, yang punya karakteristik lebih spesifik terhadap penyakit kanker yang susah diobati,” kata Taruna.

Dengan inisiatif ini, diharapkan layanan pengobatan kanker di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, memberikan akses lebih baik bagi pasien yang membutuhkan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru