Jakarta (buseronline.com) – Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan pengelolaan keuangan di kalangan masyarakat, Kemendikbudristek resmi meluncurkan Panduan Pendidikan Literasi Finansial, Jumat (18/10/2024).
Peluncuran panduan ini dilakukan secara daring melalui webinar bertajuk “Bergerak Bersama untuk Pendidikan Literasi Finansial dalam Kurikulum Merdeka.”
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap rendahnya tingkat literasi finansial di Indonesia, yang tercermin dalam data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2023. Data menunjukkan bahwa 57,3% dari total kredit macet pinjaman daring berasal dari individu berusia 19-34 tahun. Selain itu, data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat adanya sekitar 4 juta pemain dan 168 juta transaksi judi online di Indonesia per Juli 2024.
Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menyatakan bahwa pendidikan literasi finansial menjadi salah satu dari tiga isu prioritas dalam Kurikulum Merdeka, di samping pendidikan perubahan iklim dan pendidikan kesehatan. Ia menjelaskan, panduan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kemampuan masyarakat dalam menerapkan konsep pengelolaan finansial yang baik.
“Literasi finansial yang rendah bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi secara kolektif. Oleh karena itu, penting untuk memutus siklus jebakan ini melalui pendidikan literasi finansial,” ujar Anindito.
Panduan tersebut mencakup empat kerangka literasi finansial, yaitu cara memperoleh penghasilan, mengelola anggaran, menyisihkan penghasilan, serta mengelola risiko dan mempersiapkan masa kedaruratan. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah di jenjang dasar dan menengah untuk menerapkan pendidikan literasi finansial.
Para pendidik diharapkan dapat mengintegrasikan pendidikan ini dalam intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pelatihan, dan masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, mengungkapkan beberapa inisiatif yang telah dilakukan dalam pendidikan literasi finansial, seperti penyediaan APBD yang relevan dan pelatihan bagi pendidik. Sementara itu, Moh. Ikhwan, Kepala SMAN 3 Pontianak, menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra lokal dalam menciptakan solusi terhadap tantangan yang ada.
Sebagai penutup, Kemendikbudristek mendorong semua pihak untuk aktif terlibat dalam penggerakan pendidikan literasi finansial. Panduan Literasi Finansial dapat diakses melalui laman kurikulum.kemdikbud.go.id dan Platform Merdeka Mengajar (PMM). (R)