25 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Kementan Perkuat Langkah Pengendalian Wabah SE di Bengkulu

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Bengkulu (buseronline.com) – Kementan intensifkan langkah pengendalian terhadap wabah penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit sapi ngorok yang terdeteksi di Provinsi Bengkulu.

Penyakit ini telah terkonfirmasi di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur setelah hasil sampel dari Dinas Pertanian Bengkulu Selatan menunjukkan positif pada 24 September 2024.

Menurut laporan Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (i-SIKHNAS) per 22 Oktober 2024, terdapat 845 ekor ternak yang terjangkit SE, di mana 189 ekor di antaranya dilaporkan mati. Populasi ternak yang berpotensi terancam mencapai 32.955 ekor.

Penyakit ini, disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, menyerang saluran pernapasan ternak dan dapat menimbulkan tingkat kesakitan serta kematian yang tinggi.

Sebagai langkah pencegahan, vaksinasi menjadi upaya paling efektif yang dilakukan. Penyakit ini dapat menular melalui pakan, minuman, dan peralatan yang tercemar, tetapi dengan tindakan yang tepat, penyebarannya dapat diminimalisir.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan bantuan berupa 3.000 dosis vaksin SE, obat-obatan, vitamin, dan disinfektan pada 9 Oktober 2024. Langkah ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam mengendalikan penyebaran penyakit.

“Kami telah mengirimkan semua kebutuhan vaksin, disinfektan, dan obat-obatan yang diperlukan. Selain itu, tim investigasi juga telah kami turunkan untuk mendukung upaya penyidikan di lapangan,” ujar Agung.

Agung juga menekankan pentingnya pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan di daerah, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian. Menurutnya, pengawasan yang ketat menjadi langkah krusial dalam mencegah potensi penyebaran penyakit lebih lanjut. “Pencegahan selalu lebih efektif dan efisien daripada penanganan setelah wabah terjadi,” tambahnya.

Sementara itu, Pemprov Bengkulu juga mengimbau para peternak untuk menjaga biosekuriti dengan mengandangkan ternak, memisahkan ternak yang sakit, dan menjaga kebersihan lingkungan peternakan melalui pembersihan dan desinfeksi kandang secara berkala.

Dengan langkah kolaboratif ini, diharapkan wabah SE dapat segera terkendali, dan sektor peternakan di Provinsi Bengkulu dapat kembali berjalan normal. Keberhasilan penanganan ini diharapkan mampu mendukung kesejahteraan peternak dan menjaga stabilitas populasi ternak di daerah tersebut. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru