Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) Indonesia untuk dapat bersaing di pasar internasional.
Salah satu upaya ini diwujudkan melalui program One Village One Product (OVOP), yang bertujuan mengembangkan potensi lokal setiap daerah menjadi produk unggulan berkelas dunia dengan mengedepankan kearifan lokal.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menjelaskan bahwa program OVOP Go Global telah dimulai sejak 2023 dan menyasar IKM dengan klasifikasi Bintang 2 dan Bintang 3.
Program ini bertujuan untuk memberikan pendampingan lebih lanjut agar IKM yang telah berprestasi dapat mengakses pasar internasional.
“Kami telah menetapkan 77 IKM OVOP pada akhir tahun 2022. Dari hasil seleksi, terpilih 10 peserta Program OVOP Go Global yang terbagi dalam lima komoditi unggulan,” ujar Reni, Kamis (24/10/2024).
Para peserta program OVOP Go Global ini, seperti Kyria Rezeki pada komoditi makanan dan minuman serta Pusaka Beruang pada komoditi kain batik, mendapatkan dukungan berupa workshop, pelatihan, serta fasilitas untuk berpartisipasi dalam pameran internasional.
Program ini tidak hanya mencakup aspek kapasitas produksi dan rebranding, tetapi juga mengedepankan perluasan pasar, baik domestik maupun luar negeri.
“Pendampingan diberikan dalam bentuk workshop pemasaran ekspor, pengembangan produk, identifikasi buyer, dan pelatihan digital marketing,” ungkap Reni.
Dalam kegiatan tersebut, peserta juga mendapatkan business matching dan didampingi oleh para coach yang memiliki keahlian dan pengalaman tinggi di masing-masing bidang komoditas.
Selain itu, IKM peserta juga mengikuti pameran berskala internasional seperti Inacraft dan Trade Expo Indonesia.
Berdasarkan hasil pameran Inacraft 2023, IKM OVOP berhasil menjalin jejaring bisnis dengan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Sedangkan di Trade Expo Indonesia 2023, peserta mendapatkan kontak bisnis dari Amerika Serikat, Belanda, hingga Singapura.
Beberapa IKM bahkan telah meraih kesepakatan dagang, seperti IKM Kerupuk Kyria Rezeki yang mendapatkan pesanan dari jaringan Hotel Four Point dan Hotel Natra Bintan, serta trader Singapura PT Singlong.
Sementara itu, IKM Rendang Riry dari Payakumbuh mendapatkan pesanan rendang dari Australia, dan IKM Risman Wijaya Keramik berhasil menarik minat buyer dari Argentina.
Dampak positif dari pendampingan ini pun terlihat dari capaian omzet peserta Program OVOP Go Global. Hingga akhir September 2024, omzet sepuluh peserta mencapai lebih dari Rp21 M, meningkat 13,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan kontribusi penjualan ekspor juga tercatat sebesar 22,08%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan adanya pencapaian ini, Reni berharap program OVOP Go Global dapat terus mendukung dan memperluas potensi IKM Indonesia di pasar internasional.
Pada Oktober 2024, para peserta kembali difasilitasi untuk mengikuti Trade Expo Indonesia, yang diharapkan dapat semakin memperluas jangkauan produk IKM lokal di pasar global. (R)