Jakarta (buseronline.com) – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa ancaman utama dalam Pilkada serentak 2024 adalah penyebaran berita hoax.
Menurutnya, misinformasi dan disinformasi menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi, terutama dengan semakin maraknya informasi yang beredar di media sosial.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolri menyoroti potensi kerawanan yang muncul dari media sosial, yang saat ini mencatatkan 33 miliar interaksi. Ia menjelaskan bahwa 38% dari interaksi tersebut bersifat positif, 23% netral, dan 29% negatif, yang menunjukkan adanya potensi penyebaran informasi yang tidak benar.
“Ancaman tertinggi saat ini adalah misinformasi dan disinformasi terkait penyebaran berita hoax. Tidak semua masyarakat bisa membedakan apakah suatu informasi itu hoax atau benar, dan ini tentu harus diantisipasi,” ujar Kapolri, Kamis.
Kapolri menambahkan, berita hoax dapat memicu reaksi yang beragam, mulai dari sekedar dibaca dan dibagikan hingga menimbulkan aksi di lapangan. Oleh karena itu, ia meminta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk siap mengatasi potensi kerawanan dan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan selama Pilkada serentak yang akan dilaksanakan.
“Pelaksanaan Pilkada serentak ini tentu membutuhkan kesiapan dalam menghadapi potensi polarisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pilpres. Forkopimda harus mampu mendalami dan mengantisipasi potensi konflik yang dapat muncul,” jelasnya.
Kapolri juga menegaskan pentingnya koordinasi antara pihak terkait untuk memastikan Pilkada 2024 berjalan lancar dan tanpa gangguan yang dapat merugikan proses demokrasi. (R)