Jakarta (buseronline.com) – Kinerja pendapatan negara pada tahun 2024 tercatat masih terkendali, meskipun ada kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga 31 Oktober 2024, realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.247,5 T, yang berarti telah mencapai 80,2% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers “APBN Kita” di Jakarta, Jumat, mengungkapkan penerimaan pajak hingga akhir Oktober 2024 tercatat sebesar Rp1.517,53 T, atau 76,3% dari target APBN.
Penerimaan pajak ini mengalami perbaikan dalam empat bulan terakhir, terutama dari sektor PPh non-migas yang didorong oleh peningkatan penerimaan bruto dari sektor pertambangan dan penurunan restitusi.
Selain itu, penerimaan dari PBB dan pajak lainnya juga mengalami peningkatan seiring dengan membaiknya pembayaran PBB migas dan terjaganya konsumsi domestik maupun impor.
Namun, penerimaan dari PPh migas masih mengalami kontraksi akibat penurunan lifting minyak bumi. Sementara itu, realisasi penerimaan dari kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp231,7 T, yang mencapai 72,2% dari target.
Penerimaan ini didorong oleh pertumbuhan di seluruh jenis penerimaan, termasuk bea masuk yang mencapai Rp43,2 T, yang dipengaruhi oleh kenaikan nilai impor dan penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah.
Bea keluar tercatat sebesar Rp14,2 T, dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor tembaga dan produk turunan sawit. Penerimaan cukai juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp174,4 T, berkat pertumbuhan cukai hasil tembakau (CHT), cukai minuman mengandung alkohol (MMEA), dan cukai etil alkohol (EA).
Di sisi lain, penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga menunjukkan hasil yang baik, dengan realisasi mencapai Rp477,5 T atau 97,1% dari target APBN.
Peningkatan ini terutama disumbangkan oleh pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dan Badan Layanan Umum (BLU). PNBP KND mengalami kenaikan 7,5% (yoy), yang berasal dari setoran dividen BUMN perbankan atas kinerja keuangan yang membaik.
Sementara itu, PNBP BLU mencatatkan kenaikan 13,2% (yoy), terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari layanan rumah sakit, pendidikan, serta pengelolaan dana BLU.
Dengan kinerja pendapatan negara yang tetap terjaga dan tumbuh meskipun tantangan global masih ada, pemerintah tetap optimis dapat mencapai target APBN 2024 pada akhir tahun ini. (R)