26.7 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Penandatanganan MoU UNS dan Universitas Canberra: Penelitian Sistem Pengelolaan Bus Listrik

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Canberra (buseronline.com) – Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Canberra (UC) resmi menjalin kerja sama dalam penelitian sistem pengelolaan bus listrik. Perjanjian kerja sama ini dituangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani, di kampus UC, Canberra, Senin.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Prof Janine Deakin, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UC, dan Prof Wahyudi Sutopo, Dekan Fakultas Teknik (FT) UNS.

Acara ini disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Australia, Siswo Pramono, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Mukhamad Najib, serta perwakilan dari pemerintah Australia, termasuk Claire Scott dan Alison Drury.

Kerja sama ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai sistem pengelolaan bus listrik yang ramah lingkungan, yang akan dilaksanakan dalam tiga tahapan.

Tahapan pertama adalah penelitian sistem pengelolaan bus listrik, diikuti dengan uji coba pelaksanaan sistem di dua koridor angkutan umum di Kota Surakarta, dan tahap terakhir adalah pelatihan untuk operator guna meningkatkan kapasitas dalam mengelola bus listrik.

Selain itu, penelitian mengenai kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai sumber energi listrik untuk sistem ini juga akan dilakukan.

Dalam sambutannya, Dubes Siswo Pramono menyatakan bahwa kerja sama ini sangat strategis dan tepat waktu. Dia menekankan pentingnya transisi energi dari bahan bakar fosil ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan, seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan iklim. “Kerja sama penelitian ini sangat relevan dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Dekan FT UNS, Prof Wahyudi Sutopo, menambahkan bahwa penandatanganan MoU ini mengukuhkan komitmen kedua universitas untuk berinovasi bersama dalam menciptakan nilai lebih.

“Kerja sama ini akan membawa kontribusi besar bagi perkembangan teknologi transportasi ramah lingkungan,” kata Wahyudi.

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Mukhamad Najib, berharap kerja sama ini dapat memperkuat hubungan Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan dan penelitian, terutama dalam mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan.

Dekan FST UC, Prof Janine Deakin, mengungkapkan kegembiraannya atas inisiatif kerja sama ini. Ia berharap kolaborasi ini akan membuka peluang kerja sama lebih luas antara UNS dan UC di masa depan, dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Proyek penelitian ini juga melibatkan sejumlah lembaga terkait di kedua negara. Lembaga Australia yang terlibat antara lain National Electric Vehicle Centre of Excellence (NEVCE), EV Energy Pty Ltd, dan ITP Renewables (Australia) Pty Ltd.

Sementara itu, dari Indonesia, Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Universitas Multimedia Nusantara, Indonesia Climate and Energy Institute (ICE), serta Yayasan ICLE turut ambil bagian dalam proyek ini. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru