25 C
Medan
Kamis, November 28, 2024

Fitur Diari Diabetes Digital Primaku Kini Terintegrasi dalam Aplikasi SatuSehat

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, meresmikan integrasi fitur Diari Diabetes Digital (3D) dari aplikasi Primaku ke dalam aplikasi SatuSehat Mobile di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Minggu.

Integrasi ini merupakan langkah signifikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi anak-anak penderita diabetes di Indonesia.

Dalam sambutannya, Menkes menyatakan bahwa masalah utama dalam penanganan diabetes anak adalah kurangnya data yang terkelola dengan baik, sehingga tidak dapat dilakukan pemantauan yang optimal.

“Masalah kita itu, teridentifikasinya enggak rapi dan gak bagus. Walaupun ada, enggak masuk ke sistem jadi kita enggak bisa follow up dan enggak tahu berapa banyak. Nah, teman-teman dari IDAI sudah bikin aplikasi Primaku di mana ada sekitar 170.000 pengukuran dari 883.000 pasien,” ujar Menkes Budi.

Dengan adanya integrasi ini, pemantauan kasus diabetes pada anak dan remaja diharapkan dapat dilakukan lebih dini, sehingga penanganan dapat berlangsung lebih cepat dan efektif, serta dapat menekan angka kematian.

Menkes juga menekankan pentingnya skrining dini untuk mendeteksi diabetes, khususnya diabetes tipe 1 yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Fitur Diari Diabetes Digital (3D) dalam aplikasi Primaku memungkinkan orang tua dan tenaga medis untuk memantau kondisi diabetes anak secara langsung.

Data yang tercatat melalui glucometer ini dapat dipantau secara real-time, yang memudahkan pengelolaan perawatan. Melalui integrasi dengan aplikasi SatuSehat Mobile, data ini dapat terpantau lebih lengkap dan terorganisir, mendukung pengobatan jangka panjang yang lebih efektif.

CEO Primaku, Muhammad Aditriya Indraputra, mengungkapkan harapannya bahwa integrasi ini akan membantu mendukung kepatuhan pemantauan gula darah mandiri dan memperkuat proses penanganan berbasis data pasien.

“Kami berharap integrasi ini dapat memudahkan pemantauan gula darah mandiri, mendukung pengobatan yang lebih efektif, serta membantu perencanaan kedepannya,” kata Indraputra.

Setiaji, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan, menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari pemantauan ini akan digunakan untuk pengembangan machine learning dalam SatuSehat Mobile.

“Dengan adanya machine learning, diharapkan temuan diabetes dapat lebih banyak dan lebih cepat. Sebelumnya, prevalensinya hanya 3,3%, namun setelah menggunakan teknologi ini, prevalensinya dapat meningkat menjadi 12,2%,” ujar Setiaji.

Integrasi ini diharapkan tidak hanya membantu dalam deteksi dini diabetes, tetapi juga dalam pencegahan, pengobatan yang lebih cepat, dan efisiensi biaya.

Menkes berharap kolaborasi ini akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi anak-anak yang menderita diabetes.

Primaku, aplikasi kesehatan anak yang telah melayani lebih dari 1,5 juta anak di Indonesia, kini semakin mendekatkan layanan kesehatan yang berkualitas dengan lebih dari 80% dokter anak di tanah air.

Fitur Diari Diabetes Digital (3D) memungkinkan pemantauan real-time terhadap kondisi diabetes anak dengan menggunakan alat glucometer. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru