27 C
Medan
Rabu, Desember 4, 2024

Indonesia Perkuat Komitmen Akhiri AIDS pada 2030

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Peringatan Hari AIDS Sedunia 2024 di Indonesia mengusung tema besar “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”. Melalui acara yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI di Hotel Des Indes, Jakarta, pemerintah menegaskan kembali komitmennya untuk menghapus stigma, diskriminasi, dan ketidaksetaraan dalam penanganan HIV/AIDS.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Yudhi Pramono MARS menyebutkan bahwa peringatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya mencapai target Akhiri AIDS pada 2030.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga gerakan kolektif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Dengan langkah bersama, kita bisa menekan angka infeksi baru, mengurangi kematian terkait AIDS, dan meningkatkan kualitas hidup ODHIV,” ujarnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dr Ina Agustina MKM melaporkan bahwa 35% infeksi baru terjadi pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), dan 28% pada pasangan orang dengan HIV (ODHIV).

Namun, tantangan utama masih ada pada keterjangkauan pengobatan:

Hanya 64% ODHIV menerima terapi antiretroviral (ARV).

Hanya 49% dari mereka yang mencapai supresi viral.

Langkah Inovatif Kemenkes

Untuk mengejar target 95-95-95 pada 2030, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan berbagai program inovatif, antara lain:

1. Sameday ART-Tes dan pengobatan HIV dilakukan dalam satu hari.

2. PrEP (Profilaksis Pra-Pajanan)-Mencegah infeksi HIV di populasi kunci.

3. Integrasi layanan TB-HIV-Pemberian ARV multi-bulan.

4. Sistem Informasi SIHA 2.1-Memantau data individu secara lebih efektif.

Stigma menjadi penghalang signifikan dalam penanganan HIV/AIDS. Data menunjukkan 53% ODHIV tidak mengetahui hak hukum mereka, yang membuat mereka enggan mengakses layanan kesehatan.

“Penting untuk membangun pendekatan berbasis hak, sehingga stigma dan diskriminasi dapat dihapuskan. Semua orang berhak atas layanan kesehatan yang setara,” tegas dr Ina.

Tema global tahun ini, “Take the Rights Path”, sejalan dengan upaya Indonesia memastikan akses layanan kesehatan yang inklusif. Direktur UNAIDS di Indonesia, dr Muhammad Saleem, menyoroti bahwa stigma dan diskriminasi masih menjadi hambatan besar di Asia Pasifik.

“Hari AIDS Sedunia adalah momen refleksi global untuk menghapus stigma dan mempromosikan layanan kesehatan yang adil bagi semua,” katanya.

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2024 bukan sekadar seremoni, tetapi seruan untuk aksi nyata. Dengan kolaborasi lintas sektor, target Akhiri AIDS pada 2030 bukan lagi sekadar harapan, melainkan tujuan yang dapat dicapai bersama. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru