Medan (buseronline.com) – Ancaman peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan terus menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumut.
Hingga minggu ke-46 tahun 2024, Sumut mencatat 7.994 kasus dengan 52 kematian, menjadikannya salah satu provinsi dengan kasus tertinggi di Indonesia. Dalam upaya menekan angka kasus, Dinkes Sumut telah melakukan sejumlah langkah strategis.
Kepala Dinkes Sumut H Muhammad Faisal Hasrimy AP MAP menyampaikan bahwa pihaknya telah mengeluarkan berbagai surat edaran dan himbauan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Salah satu langkah utama adalah menggerakkan masyarakat melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus,” katanya.
Dinkes Sumut juga memastikan distribusi logistik, seperti larvasida, insektisida, mesin fogging, dan alat tes cepat (RDT) DBD, dilakukan secara tepat sasaran.
Selain itu, surveilans ketat melalui pemantauan jentik berkala (PJB) dan penyelidikan epidemiologi (PE) dilakukan di daerah-daerah dengan peningkatan kasus signifikan tahun ini seperti Nisel, Madina, Karo, Deliserdang.
Kegiatan edukasi masyarakat terus digencarkan melalui penyuluhan langsung maupun media massa. Edukasi ini menitikberatkan pada pencegahan DBD serta pengenalan tanda-tanda bahaya penyakit tersebut.
Dinkes Sumut juga menegaskan pentingnya koordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota dan puskesmas dalam pelaksanaan program pengendalian DBD.
Meski koordinasi umumnya berjalan baik, masih ada beberapa kendala, seperti beban kerja ganda dan rotasi petugas yang terlalu cepat di tingkat kabupaten/kota.
“Masih banyak yang perlu ditingkatkan, terutama dalam hal stabilitas tenaga kerja dan pelibatan lintas sektor. Kami mendorong pemerintah daerah untuk memberikan dukungan kebijakan dan anggaran yang berkelanjutan untuk pengendalian DBD,” ujarnya.
Dinkes Sumut akan terus memantau pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian DBD di 33 kabupaten/kota. Selain itu, langkah deteksi dini melalui penggunaan alat RDT DBD bagi individu yang mengalami demam juga menjadi fokus untuk menekan kasus baru.
Dengan kolaborasi lintas sektor, pemberdayaan masyarakat, dan dukungan kebijakan yang kuat, Dinkes Sumut optimistis dapat mengendalikan peningkatan kasus DBD di wilayahnya.
“Kami membutuhkan peran aktif semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikan DBD di Sumut,” pungkasnya. (P2)