Jakarta (buseronline.com) – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 berlangsung penuh haru dan inspirasi di Ballroom Tri Brata, Jakarta Selatan, Selasa. Acara yang mengusung tema “Bersama Mewujudkan Inklusivitas Menuju Generasi Maju dan Berkarya” ini dibuka dengan puisi berjudul “Ketika Diam Ku Berpikir” karya Rin Sukma Tegar Muslimah, siswi tunanetra kelas X SLTA Luar Biasa Negeri Lebak Bulus, Jakarta.
Puisi yang menggetarkan itu mengajak audiens untuk merenungkan kekuatan berpikir dalam keheningan. “Pada diamku, aku ingin dunia mengikutiku,” lantun Rin, disambut tepuk tangan meriah dari hadirin. Pesannya menegaskan bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi seseorang untuk bersinar.
Acara dibuka secara daring oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dan didukung oleh sambutan dari Dirjen PAUD Dikdasmen, Iwan Sjahril, serta Direktur PMPK, Baharudin. Dalam laporannya, Baharudin menegaskan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
“Kami berharap seluruh pihak bersama-sama mendukung pendidikan inklusif agar peserta didik penyandang disabilitas dapat mengembangkan potensi tanpa batas,” ungkapnya.
Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND), Dante Rigmalia, menambahkan bahwa pendataan nasional penyandang disabilitas menjadi agenda prioritas, sesuai amanat UU Nomor 8 Tahun 2016. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta orang atau 8,5% dari populasi.
Salah satu momen yang paling menginspirasi adalah kehadiran Priyaka Irfan Astama, seorang disabilitas tuna rungu yang sukses menjadi pelatih Taekwondo dan HRD di salah satu bank BUMN. Priyaka, yang akrab disapa Ipang, berbagi kisah perjuangannya dari SLBN 02 Jakarta hingga meraih gelar S1 dan S2 di Universitas Negeri Jakarta.
“Jangan pernah patah semangat untuk terus berjuang dan belajar. Terima kasih kepada guru-guru saya yang tidak pernah lelah membimbing,” ujarnya penuh semangat.
Dalam acara yang juga diramaikan pameran karya siswa berkebutuhan khusus, pemerintah menyoroti pentingnya perubahan regulasi untuk mendukung disabilitas. Salah satunya adalah revisi nomenklatur dalam administrasi kependudukan, sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2016.
Hasil advokasi KND telah mendorong lahirnya 26 peraturan daerah (perda) di tingkat provinsi, 142 perda kabupaten/kota, serta puluhan peraturan gubernur dan bupati/wali kota. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi bermakna penyandang disabilitas di ruang publik.
Direktur PMPK, Tati Srihayati, juga menekankan pentingnya menghapus stigma dan menyediakan infrastruktur pendidikan serta layanan kesehatan yang memadai, terutama di daerah terpencil. “Masyarakat harus ikut berperan, baik dengan menunjukkan kepedulian, mendukung komunitas disabilitas, maupun berbagi kisah inspiratif,” ujarnya.
Hari Disabilitas Internasional 2024 bukan hanya perayaan, tetapi juga momentum untuk mendorong inklusivitas di semua aspek kehidupan. Melalui dukungan bersama, diharapkan generasi penyandang disabilitas mampu berkembang, berkarya, dan menjadi bagian dari pembangunan bangsa yang maju dan inklusif. (R)