Medan (buseronline.com) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut H Muhammad Faisal Hasrimy AP MAP menegaskan komitmennya untuk merealisasikan cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) di seluruh kabupaten/kota di Sumut pada tahun 2025. Pernyataan tersebut disampaikan Faisal dalam pertemuan dengan pengurus dan anggota Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes) di Forwakes Coffee, Jalan Rotan, Senin.
Menurut Faisal, saat ini 20 kabupaten/kota di Sumut telah masuk dalam program UHC. Namun, sebagian besar daerah tersebut belum mencapai status UHC murni.
“Contohnya, Kota Binjai baru mencapai cakupan 98% dan belum sepenuhnya UHC. Kami telah berdiskusi dengan BPJS Kesehatan untuk menyusun langkah strategis guna memperluas implementasi UHC di Sumut. Ada 13 kabupaten/kota yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi kami,” ungkap Faisal.
Ia optimistis target UHC pada 2025 dapat tercapai dengan dukungan DPRD dan Tim Badan Anggaran (Banggar). Dengan skema pembagian anggaran 70-30, Faisal berharap program ini mendapatkan dukungan penuh. “Jika target belum sepenuhnya tercapai pada 2025, kami akan menuntaskannya pada 2026,” tambahnya.
Selain UHC, Faisal juga menyoroti permasalahan stunting di Sumut. Meski angka stunting di Sumut lebih rendah dibandingkan angka nasional, intervensi khusus tetap diperlukan. Salah satu langkah yang ditekankan adalah optimalisasi peran kader posyandu dan puskesmas.
“Sebagai contoh, di Kabupaten Langkat, terdapat 15 puskesmas dengan layanan Integrasi Layanan Primer (ILP). Kami akan terus mendorong peran ini untuk memaksimalkan penanganan stunting,” jelas Faisal.
Faisal juga menyoroti kebiasaan masyarakat Sumut yang memilih berobat ke luar negeri. Ia mengajak semua pihak untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan lokal agar masyarakat lebih percaya pada layanan dalam negeri.
“Saat ini, pelayanan kesehatan kita terus membaik. Tantangan selanjutnya adalah membangun citra positif melalui branding dan promosi yang tepat agar masyarakat tidak lagi memilih berobat ke luar negeri,” katanya.
Faisal meyakini, dengan peningkatan kualitas dan kepercayaan masyarakat, angka pasien yang memilih berobat ke luar negeri akan berkurang secara signifikan. “Jika masyarakat percaya, mereka pasti akan memilih layanan kesehatan di dalam negeri,” pungkasnya. (P2)