Bali (buseronline.com) – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengusulkan konsep inovatif dalam GAVI Board Meeting yang berlangsung di Bali pada Kamis.
Usulan tersebut bertujuan untuk mendukung negara-negara yang telah keluar dari daftar penerima manfaat GAVI melalui reformasi pendanaan dan sistem pengadaan vaksin global.
Selama 22 tahun bekerja sama dengan GAVI, Indonesia telah bertransformasi dari negara penerima manfaat menjadi negara yang secara mandiri membiayai program vaksinasi.
Dengan keberhasilan tersebut, Indonesia kini lulus dari program GAVI. Menkes Budi menekankan pentingnya menciptakan mekanisme yang memungkinkan negara-negara alumni GAVI tetap mendapatkan dukungan untuk penguatan imunisasi dan pembiayaan vaksin.
Usulan tersebut mencakup pembentukan pool pengadaan yang memungkinkan negara-negara alumni GAVI untuk memperoleh harga vaksin yang lebih kompetitif.
Konsep ini, menurut Menkes Budi, mirip dengan model iuran tahunan di institusi pendidikan tinggi di Amerika Serikat, yang memperluas basis donatur melalui kontribusi sukarela dari negara-negara eks penerima manfaat GAVI.
“Dengan bergabung dalam pool ini, negara-negara dapat mendapatkan harga vaksin yang lebih kompetitif, yang sangat relevan bagi negara-negara kecil yang tidak memiliki daya tawar yang kuat,” ujar Menkes Budi.
Ia juga menambahkan bahwa integrasi dalam pool pengadaan ini akan memberikan transparansi dalam kurva penawaran dan permintaan global, membantu perusahaan farmasi menetapkan harga lebih tepat, serta mendukung stabilitas pasokan vaksin dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Selain itu, Menkes Budi juga menyarankan agar GAVI berperan sebagai katalis untuk membuka akses pendanaan dari lembaga multilateral, seperti Bank Dunia dan lembaga internasional lainnya, untuk mendukung program imunisasi global.
Ketua Dewan GAVI, Jose Manuel Barroso, menanggapi usulan Menkes Budi dengan positif, mengatakan bahwa ide tersebut menarik dan layak untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
Namun, Barroso juga mengingatkan bahwa ide ini masih memerlukan kajian mendalam, terutama terkait isu hukum yang perlu diselesaikan, dan keputusan tidak dapat diambil segera. “Meskipun demikian, ide-ide ini sangat menarik dan patut untuk dikaji lebih lanjut,” ucap Barroso.
Usulan ini membuka peluang bagi negara-negara alumni GAVI untuk terus berperan aktif dalam penguatan imunisasi global dan memperkuat sistem kesehatan di tingkat internasional. (R)