Jakarta (buseronline.com) – Menteri Kesehatan Budi G Sadikin menyerahkan Surat Tanda Registrasi (STR) Seumur Hidup kepada dokter spesialis Warga Negara Indonesia (WNI) lulusan luar negeri yang telah menyelesaikan program adaptasi. Penyerahan ini menjadi simbol kesuksesan transformasi program adaptasi dokter spesialis di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes menyampaikan apresiasi kepada para dokter adaptan yang telah memilih untuk kembali ke tanah air demi melayani masyarakat.
“Terima kasih kepada teman-teman dokter adaptan yang sudah sabar mencintai Indonesia. Terima kasih telah mau kembali ke Indonesia,” ujar Menkes Budi G Sadikin di Jakarta, Senin.
Sejak 2022, Kementerian Kesehatan membuka peluang bagi dokter spesialis lulusan luar negeri untuk mengikuti program adaptasi di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) guna memenuhi kebutuhan layanan spesialistik di seluruh Indonesia.
Program ini dirancang untuk memastikan kompetensi dokter sesuai standar nasional serta memudahkan proses adaptasi di lapangan.
Menurut Menkes, kekurangan dokter spesialis menjadi masalah serius di Indonesia, terutama di daerah terpencil dan perbatasan.
Beberapa direktur RSUD menyebutkan bahwa banyak masyarakat meninggal dunia hanya karena tidak ada dokter yang dapat menangani kondisi medis mereka.
Hingga Desember 2024, sudah ada 32 dokter spesialis lulusan luar negeri yang ditempatkan di fasilitas kesehatan di berbagai daerah Indonesia. Mereka berasal dari tujuh spesialisasi, antara lain spesialis anak, obgyn, penyakit dalam, dermatologi, bedah plastik, ortopedi, dan mata.
Beberapa dokter spesialis yang telah menyelesaikan adaptasi adalah:
1. dr Einstein Yefta Endoh (Ortopedi, lulusan Filipina) – bertugas di RSUD ODSK, Sulawesi Utara.
2. dr Anastasia Pranoto (Ortopedi, lulusan Filipina) – bertugas di RSUD Cut Meutia, Aceh
3. dr Ikhwan (Ortopedi, lulusan Malaysia) – bertugas di RSUD Dr Fauziah, Aceh
Selain itu, menjelang 29 Desember 2024, empat dokter spesialis lainnya juga akan segera menyelesaikan program adaptasi:
1. dr Kelvin Marwali, (spesialis penyakit dalam, lulusan Filipina) – RSUD Palmatak, Kepulauan Riau
2. dr Pramanta, (spesialis penyakit dalam, lulusan Filipina) – RSUD Kubu Raya, Kalimantan Barat
3. dr Lydia Linggawati, (spesialis obgyn, lulusan Filipina) – RSUD Zainal Abidin, Lampung
4. dr Andreas Suhartoyo, (spesialis obgyn, lulusan Jerman) – RSUD Otanaha, Gorontalo
Selama mengikuti program adaptasi, dokter mendapatkan insentif dari pemerintah sesuai dengan lokasi penempatan mereka, berkisar antara Rp7 juta hingga Rp24 juta per bulan. Insentif ini merupakan dukungan Kemenkes untuk memastikan pemerataan akses layanan kesehatan di seluruh pelosok Indonesia.
Menteri Kesehatan berharap semakin banyak dokter spesialis lulusan luar negeri yang mengikuti program adaptasi. Tahun depan, Menkes menargetkan sekitar 100 hingga 200 dokter spesialis dapat mengikuti program ini.
Selain itu, Menkes juga mengajak para dokter adaptasi untuk berbagi pengalaman dengan diaspora Indonesia di luar negeri, mendorong mereka untuk kembali ke Indonesia dan berkontribusi dalam meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
Program ini bukan hanya meningkatkan jumlah dokter spesialis di Indonesia tetapi juga memperkuat kolaborasi antara dokter lulusan luar negeri dan sistem pelayanan kesehatan nasional.
Melalui kerja sama ini, Kementerian Kesehatan berharap dapat menciptakan akses layanan spesialistik berkualitas di seluruh Indonesia, sesuai visi menuju Generasi Emas 2045. (R)