Jakarta (buseronline.com) – Pendidikan nonformal, khususnya kursus dan pelatihan berbasis kompetensi, memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah dunia kerja yang semakin kompetitif dan global.
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) diharapkan tidak hanya melengkapi pendidikan formal, tetapi juga menjawab tantangan dunia industri yang terus berkembang.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, dalam gelar wicara Bincang Kursus pada Gelar Hasil Karya Peserta Didik Kursus dan Pelatihan 2024 di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa LKP memberikan landasan keterampilan praktis yang berbasis kompetensi.
Hal ini memungkinkan peserta untuk langsung terjun ke dunia kerja atau berwirausaha. “LKP berperan penting dalam memberikan keterampilan yang siap diterapkan di dunia kerja,” ujarnya.
Tatang juga menekankan bahwa pendidikan nonformal seperti LKP sejalan dengan semangat belajar sepanjang hayat. Selain memberikan kesempatan bagi masyarakat yang putus sekolah, LKP juga membantu mereka yang ingin meningkatkan kompetensi di dunia kerja, bahkan setelah memasuki dunia kerja.
“Pendidikan nonformal ini fleksibel, memungkinkan orang yang sudah bekerja untuk meningkatkan nilai kompetitif mereka,” tambahnya.
Ketua Komite Tetap Hubungan Kerja Sama Kementerian, Lembaga dan Industri, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Vokasi dan Sertifikasi, Masbukhin, menegaskan bahwa untuk meraih kesuksesan, baik dalam karier maupun berwirausaha, seseorang harus menguasai lebih dari satu disiplin ilmu.
LKP, menurutnya, memiliki peran besar dalam melengkapi pendidikan formal dengan keterampilan tambahan yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar kerja global.
Sementara itu, praktisi pendidikan vokasi, Megawati Santoso, mengungkapkan bahwa LKP berperan sangat besar, terutama mengingat rendahnya angka partisipasi perguruan tinggi di Indonesia.
Dengan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yang masih sekitar 30 persen, LKP diharapkan dapat menggarap 70 persen masyarakat yang membutuhkan keahlian tambahan untuk memasuki dunia kerja. “Maju tidaknya Indonesia, 70 persen ditopang oleh kursus,” ujarnya.
Megawati juga menyoroti pentingnya kredibilitas LKP dalam menjamin kualitas lulusan. Sertifikasi yang dikeluarkan oleh LKP harus diakui oleh industri, mengingat masih banyak sertifikasi yang tidak bermakna karena diperoleh tanpa memperhatikan kompetensi yang sebenarnya. “Kredibilitas lembaga sangat penting, agar masyarakat menyadari peran besar LKP dalam kemajuan bangsa,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Tatang mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya mengembangkan ekosistem LKP dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kadin.
Salah satu upaya tersebut adalah merumuskan standar pelayanan pendidikan LKP yang akan menjamin kualitas lulusan, baik dalam hal kebekerjaan maupun kewirausahaan. “Kami ingin peserta kursus bisa menemukan versi terbaik mereka,” tutup Tatang.
Dengan upaya terus menerus meningkatkan kualitas pendidikan nonformal, LKP diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan global. (R)
