29 C
Medan
Sabtu, Desember 21, 2024

Kemendikdasmen Gelar Bedah Buku Trilogi Kartini untuk Tingkatkan Literasi dan Nasionalisme

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengadakan acara Bedah Buku Kartini: Hidupnya, Renungannya, dan Cita-Citanya di ruang serbaguna Perpustakaan Kemendikdasmen, Jakarta.

Acara ini bertujuan menggali pemikiran dan perjuangan RA Kartini serta menginspirasi masyarakat untuk meningkatkan literasi dan semangat nasionalisme.

Ganjar Harimansyah, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, mengapresiasi terselenggaranya acara ini sebagai bagian dari rangkaian bedah buku Trilogi Kartini karya Wardiman Djojonegoro, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1993-1998).

“Acara ini bukan hanya bedah buku, tetapi juga perayaan atas perjuangan dan pemikiran RA Kartini, yang menjadi inspirasi hingga saat ini,” ujar Ganjar.

Wardiman Djojonegoro, penulis trilogi, mengungkapkan motivasinya untuk menerjemahkan surat-surat Kartini ke dalam Bahasa Indonesia.

“Saya merasa terpanggil ketika melihat seorang peneliti Belanda menerjemahkan surat Kartini. Bagaimana mungkin pahlawan kita lebih dikenal melalui karya orang asing?” katanya.

Trilogi Kartini terdiri dari tiga jilid, masing-masing mengulas surat-surat, biografi, serta inspirasi dan perjuangan Kartini dalam kesetaraan gender.

Dalam sambutannya secara daring, Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap buku ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk melanjutkan cita-cita bangsa.

“Kartini memberikan pelajaran penting tentang tanggung jawab kita semua dalam memajukan Indonesia,” ungkapnya.

Kanti W Janis, advokat dan pendiri Baca di Tebet, turut memberikan pandangan kritis. Ia menekankan bahwa pemikiran Kartini tidak hanya soal kesetaraan gender, tetapi juga perjuangan literasi untuk membangun peradaban masyarakat yang lebih maju.

Acara ini juga menghadirkan diskusi interaktif, di mana peserta mengajukan pertanyaan seputar peran negara dalam menerapkan visi Kartini dan bagaimana mempersiapkan “Kartini masa depan”.

Wardiman menegaskan bahwa perjuangan Kartini harus diteruskan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.

“Melalui buku ini, saya berharap masyarakat dapat memupuk semangat kesetaraan gender dan menjadikan Kartini inspirasi dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Wardiman.

Acara ini menjadi momentum untuk merayakan dan merefleksikan kontribusi Kartini, sekaligus mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus menggali nilai-nilai nasionalisme melalui literasi. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru