Jakarta (buseronline.com) – Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) menjadi fokus utama dalam upaya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan perkembangan anak usia dini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama SEAMEO CECCEP dan Tanoto Foundation meluncurkan tiga inisiatif penting yang bertujuan memperkuat layanan pendidikan dan pengasuhan anak usia dini di Asia Tenggara.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa kebijakan wajib belajar 13 tahun dan pendidikan sejak usia dini adalah langkah penting dalam membangun generasi Indonesia yang hebat.
Ia mengungkapkan, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapat pengalaman belajar di PAUD, baik formal maupun nonformal, memiliki kemampuan dan ketahanan mental, sosial, dan intelektual yang lebih tinggi untuk meraih kesuksesan di jenjang pendidikan selanjutnya.
Pada acara peluncuran yang berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Mendikdasmen menyerahkan tiga inisiatif penting untuk memajukan PAUD HI di Asia Tenggara:
1. Risalah Kebijakan dan Laporan Pemetaan Layanan Pengembangan Anak Usia Dini di Asia Tenggara
Dokumen ini menyediakan analisis komprehensif mengenai praktik PAUD HI di kawasan Asia Tenggara dan menyarankan kebijakan berbasis bukti yang fokus pada koordinasi lintas sektoral, inklusivitas, dan keberlanjutan.
Laporan ini bertujuan memastikan semua anak mendapatkan dukungan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.
2. Modul Transisi PAUD ke SD Bagi Orang Tua
Modul ini dirancang untuk membantu orang tua mendampingi anak-anak mereka melalui proses transisi dari PAUD ke sekolah dasar.
Dengan pendekatan yang inklusif, modul ini berfokus pada kesiapan emosional dan sosial anak, serta mengurangi tekanan tes masuk sekolah dasar yang tinggi.
3. Aplikasi Mobile Anaking
Aplikasi ini memberikan platform digital inovatif untuk membantu orang tua dalam mengasuh anak usia 0-4 tahun. Fitur-fitur yang disediakan meliputi pemantauan pertumbuhan anak, aktivitas stimulasi, sumber daya pengasuhan, serta forum interaktif dan informasi pelatihan untuk mendukung pengasuhan yang berkualitas.
Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Adriany menyampaikan bahwa SEAMEO CECCEP fokus pada riset, peningkatan kapasitas, dan advokasi kemitraan.
Ketiga fokus tersebut telah menghasilkan inisiatif-inisiatif yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas PAUD HI di seluruh Asia Tenggara.
Sementara itu, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara di Asia Tenggara untuk berbagi praktik terbaik dan sumber daya dalam mengembangkan PAUD HI.
Eddy berharap dengan pengadopsian kebijakan yang tepat, seperti menurunkan angka stunting dan meningkatkan partisipasi PAUD, kawasan Asia Tenggara dapat memastikan anak-anak memiliki awal kehidupan yang berkualitas.
Hal ini, menurutnya, merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan dan kehidupan produktif di masa depan.
Dengan diluncurkannya ketiga inisiatif ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan pengasuhan anak usia dini akan semakin meningkat, serta memperkuat dukungan untuk tumbuh kembang anak-anak yang optimal di Asia Tenggara. (R)