Bandung (buseronline.com) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung melakukan monitoring di sejumlah destinasi wisata unggulan di Jawa Barat selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Langkah ini bertujuan memastikan keamanan, kenyamanan, dan kualitas pelayanan bagi wisatawan.
Direktur Utama Poltekpar NHI Bandung, Anwari Masatip, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, terkait penyelenggaraan wisata yang aman dan menyenangkan.
“Kami berharap pariwisata di Jawa Barat semakin berkembang selama libur Nataru, memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal serta menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan,” ujar Anwari, Sabtu (28/12/2024).
Destinasi wisata Floating Market dan Kota Mini di Lembang menjadi lokasi pertama yang dipantau. Beberapa aspek utama yang ditinjau meliputi pengelolaan pengunjung, keamanan, kebersihan, serta antisipasi cuaca ekstrem.
Sistem antrean teratur, layanan tiket digital, dan perluasan lahan parkir telah disiapkan pengelola untuk mengakomodasi lonjakan pengunjung. Penambahan personel keamanan serta peningkatan frekuensi pembersihan area umum dilakukan untuk menjaga ketertiban dan kebersihan.
Pengelola juga menyiapkan tenda sarnafil dan layanan peminjaman payung untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Selain itu, paket wisata bundling dengan voucher makan dan minum diluncurkan sebagai bagian dari strategi promosi, yang didukung kampanye aktif di media sosial.
Hasilnya, jumlah kunjungan wisatawan meningkat 30%, sementara omzet UMKM lokal yang terlibat dalam operasional kedua destinasi naik hingga 45%.
Di Kota Bandung, monitoring dilakukan di kawasan wisata ikonik seperti Jalan Dago, Jalan Braga, dan Alun-Alun Bandung. Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Kemenpar untuk mengatur lalu lintas di 16 titik rawan macet, termasuk Jalan Braga.
Penambahan kantong parkir, penertiban parkir liar, dan peningkatan kebersihan menjadi prioritas. Di Jalan Braga, jumlah wisatawan meningkat 35%, dengan omzet UMKM lokal naik rata-rata 40%. Wisatawan memanfaatkan momen libur untuk berburu suvenir, menikmati kuliner khas, dan berfoto di antara bangunan art deco.
Anwari menegaskan, monitoring ini akan terus dilakukan untuk menjaga kualitas pelayanan selama periode libur panjang. “Kolaborasi antara pemerintah, pengelola destinasi, dan pelaku UMKM menjadi kunci keberhasilan pengelolaan wisata di Jawa Barat,” pungkasnya. (R)