Semarang (buseronline.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mengimbau para peternak agar tidak panik menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak.
Penyakit yang disebabkan oleh virus apthovirus tersebut dapat disembuhkan jika mendapat penanganan cepat dan tepat.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah, Hariyanta Nugraha meminta peternak segera melapor kepada dinas terkait atau dokter hewan apabila ternak mereka menunjukkan gejala sakit.
Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan hewan. “PMK bisa disembuhkan. Semakin cepat diketahui dan ditangani, peluang sembuh semakin tinggi,” ujar Hariyanta dalam Rapat Koordinasi Pengendalian PMK di Aula Disnakkeswan Jateng, Kamis.
Menurut data Disnakkeswan Jateng, hingga kini terdapat 2.300 kasus PMK yang dilaporkan, dengan tingkat kematian hanya 0,18 persen dari total populasi sapi yang mencapai 1,3 juta. Meski angkanya relatif kecil, tindakan cepat tetap diperlukan untuk menekan kepanikan dan mencegah kerugian peternak.
Hariyanta juga menekankan pentingnya vaksinasi PMK sebagai langkah pencegahan utama. Vaksin mandiri dapat diperoleh dengan harga sekitar Rp50 ribu, sedangkan vaksin gratis dari pemerintah akan mulai didistribusikan pada akhir Januari hingga Februari melalui program bulan bakti vaksinasi.
“Untuk menjaga aset ternak yang bernilai hingga ratusan juta rupiah, vaksinasi seharga Rp50 ribu adalah langkah yang bijak. Vaksinasi telah terbukti menekan jumlah kasus seperti pada 2024,” katanya.
Pemprov Jateng bekerja sama dengan kepolisian untuk memperketat pengawasan lalu lintas ternak, khususnya dari Jawa Timur, guna mencegah penyebaran PMK. Hanya ternak yang sehat, disertai bukti vaksinasi dan surat keterangan sehat, yang diizinkan untuk dimobilisasi.
Hariyanta juga mengingatkan peternak untuk tidak takut melaporkan ternak yang sakit, agar segera mendapatkan penanganan medis.
“Selama ini banyak yang enggan melapor karena takut dianggap penyebab wabah. Hal ini justru memperburuk situasi karena hewan yang sakit dapat menularkan penyakit,” tegasnya.
Senada dengan itu, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian RI, Drh Sintong HMT Hutasoit menekankan perlunya kesadaran peternak untuk menyisihkan dana vaksinasi mandiri sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit endemis ini.
“PMK biasanya merebak saat pergantian musim. Namun, dengan vaksinasi rutin, risiko dapat diminimalkan. Jangan biarkan kepanikan dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab yang membeli ternak di bawah harga pasar,” ujarnya.
Untuk informasi lebih lanjut atau bantuan darurat, peternak dapat menghubungi layanan Pusat Krisis PMK melalui WhatsApp di nomor 0811 1182 7889. (R)