Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Pimpinan Pusat Aisyiyah berkomitmen memperkuat pendidikan karakter di Indonesia.
Berbagai langkah strategis terus dilakukan guna membangun generasi yang berintegritas, berdaya saing global, serta memiliki karakter kuat.
Dalam seminar yang diadakan baru-baru ini, Kepala Pusat Penguatan Karakter (Kapuspeka) Rusprita Putri Utami menegaskan bahwa program prioritas nasional sangat erat kaitannya dengan penguatan karakter.
“Ada delapan program prioritas nasional, dan empat di antaranya berkaitan langsung dengan isu karakter, seperti penguatan ideologi Pancasila, pemberdayaan sumber daya manusia, serta kebijakan inklusif dan berbasis gender,” ujarnya.
Pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi sorotan utama dalam seminar ini. Generasi muda diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai religius, disiplin, kreatif, dan kerja keras dalam kehidupan mereka.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung pendidikan berkarakter adalah pelatihan bimbingan konseling bagi guru, peningkatan kompetensi guru BK dan guru agama, serta program 7 Kebiasaan Anak Indonesia yang bertujuan mencegah perundungan dan kekerasan seksual di sekolah.
Berdasarkan hasil PISA 2022, tercatat bahwa 25% anak perempuan dan 30% anak laki-laki mengalami perundungan beberapa kali dalam sebulan.
Tim Ahli Kemendikdasmen, Rita Pranawati dalam pemaparannya menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif.
“Pendidikan inklusif memberikan kesempatan bagi semua anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” ujarnya.
Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, Susilahati, menyoroti pentingnya integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum.
Menurutnya, setiap mata pelajaran harus mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, dan gotong-royong.
“Dalam pelajaran matematika, misalnya, kita bisa mengajarkan ketepatan dan kesabaran, sedangkan dalam olahraga, kita bisa menanamkan sportivitas dan kerja sama,” jelasnya.
Seminar ini mendapat respons positif dari para peserta. Erna, seorang guru TK Aisyiyah 20 Tebet Barat, menyatakan bahwa materi yang disampaikan sangat bermanfaat dalam memahami karakter anak yang beragam.
“Kami belajar bagaimana menyikapi anak dengan pendekatan yang penuh kasih sayang,” ujarnya.
Kepala Sekolah TK Aisyiyah 84 Cengkareng Yuni Susanti menegaskan bahwa pembiasaan disiplin positif sangat penting dalam membentuk karakter anak sejak dini.
Sementara itu, Ayu Nintias dari Komite Sekolah mendukung penuh pendidikan inklusif yang memberi kesempatan bagi semua anak untuk mendapatkan hak pendidikan yang setara.
Dengan berbagai kebijakan dan program yang terus dikembangkan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan siap menghadapi tantangan global.
Keterlibatan semua pihak, mulai dari sekolah, orang tua, hingga masyarakat, menjadi kunci utama dalam keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia. (R)