28 C
Medan
Rabu, Januari 22, 2025

Meningkatkan Peran Desa Siaga TB di Banten dalam Penanggulangan TBC

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Banten (buseronline.com) – Wakil Menteri Kesehatan RI melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Banten sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk mencapai eliminasi Tuberkulosis (TB) pada tahun 2030.

Dalam kunjungan tersebut, Wamenkes mengunjungi Desa Tembong, Posyandu Kenanga, Puskesmas Carita, RSUD Banten, dan Poltekkes Kemenkes Banten.

Berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan estimasi 1.090.000 kasus TB baru setiap tahun dan 125.000 kematian akibat TB.

Untuk menekan angka tersebut, pemerintah mengembangkan Desa Siaga TB, seperti yang berhasil diterapkan di Desa Tembong, Kecamatan Carita.

Desa Tembong telah menjadi percontohan nasional berkat berbagai inovasi lokal, seperti program Respati (Remaja Sehat Pejuang Tangguh Berinovasi) dan KAJEDAK (Kader Ngajemput Dahak). Program ini terbukti efektif dalam mendeteksi dini, memantau, dan memastikan pengobatan TB hingga tuntas.

Selain itu, melalui program JARING TAS (Kejar Skrining dan Tangani TB Sampai Tuntas), cakupan skrining TB di desa ini meningkat secara signifikan.

Dalam dua tahun terakhir, Desa Tembong mencatat keberhasilan pengobatan TB tanpa adanya pasien yang putus berobat atau gagal pengobatan.

“Desa Siaga TB seperti Desa Tembong adalah inspirasi nasional. Kita membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari kader kesehatan hingga pemerintah daerah, untuk menekan angka kasus TB dan meningkatkan keberhasilan pengobatan,” ujar Wamenkes dalam sambutannya.

Wamenkes juga menekankan pentingnya mereplikasi inovasi Desa Tembong di wilayah lain. “Pendekatan berbasis masyarakat terbukti efektif. Model seperti ini harus diperluas ke desa-desa lain di Indonesia,” tambahnya.

Keberhasilan Desa Tembong tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor dan semangat gotong royong masyarakat. Kepala Desa Tembong mengungkapkan bahwa kesuksesan ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak.

“Kami berharap model ini dapat diterapkan di desa-desa lain untuk melawan TB. Gotong royong masyarakat dan dukungan inovasi program adalah kunci keberhasilan kami,” katanya.

Program unggulan lain yang mendukung Desa Tembong meliputi:

1. Inovasi Skrining Aktif – Melibatkan kader PMO (Pengawas Minum Obat) dalam memantau pasien secara intensif.

2. Sosialisasi Berkelanjutan – Kampanye kesehatan melalui pengajian, sekolah, dan majelis taklim.

3. Pemberdayaan Masyarakat – Menggerakkan tokoh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan TB melalui kegiatan “wawar” atau pengumuman keliling.

Dengan target eliminasi TB pada 2030, Wamenkes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama. “Desa Tembong telah membuktikan bahwa pendekatan berbasis masyarakat dapat membawa perubahan besar,” tutupnya. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru