Jakarta (buseronline.com) – Palang Merah Indonesia (PMI) memperingati 20 tahun bencana tsunami Aceh dengan menggelar Webinar Internasional bertema “Dua Dekade Ketangguhan: Belajar dari Masa Lalu, Bersiap untuk Masa Depan”, Kamis, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) PMI, Jakarta Timur. Acara ini berlangsung secara hybrid dan dihadiri perwakilan PMI, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta sejumlah lembaga mitra PMI.
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, dalam sambutannya secara daring, menekankan pentingnya peristiwa tsunami Aceh sebagai pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa depan.
“Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 24 Desember 2004 merupakan bencana terbesar dalam sejarah Indonesia dengan korban sekitar 200 ribu jiwa. PMI saat itu bekerja sama dengan berbagai perhimpunan internasional untuk membantu masyarakat terdampak. Kita harus belajar dari kejadian ini agar lebih siap menghadapi bencana di masa mendatang dengan memperkuat peran relawan,” ujar Jusuf Kalla.
Webinar ini terbagi dalam tiga sesi utama, yang masing-masing membahas tema kebencanaan, kesehatan, dan kerelawanan.
Pada sesi pertama bertema “Respon Bencana dan Ketangguhan”, hadir narasumber dari BNPB, Palang Merah Amerika, Palang Merah Jepang, Palang Merah Australia, dan PMI Provinsi Aceh. Diskusi ini menyoroti pentingnya membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di masa depan.
Arifin Muh. Hadi, selaku moderator, menyampaikan bahwa pengalaman dari tsunami Aceh memberikan wawasan berharga bagi PMI dalam memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin nyata.
Sesi kedua dengan tema “Menghadapi Risiko Kesehatan Masa Kini dan Masa Depan” menghadirkan pembicara dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, WHO Indonesia, dan PMI.
Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI Pusat, Fachmi Idris, menyatakan bahwa tsunami Aceh menjadi pembelajaran dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan, termasuk wabah penyakit dan pandemi.
Sesi terakhir bertema “Sinergitas Relawan dalam Membangun Ketangguhan Masyarakat” menampilkan narasumber dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), relawan PMI, serta tokoh masyarakat seperti Alfiansyah Bustami atau yang dikenal dengan nama Komeng. Dalam sesi ini, PMI memberikan penghargaan Lencana Wira Utama kepada lima relawan yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mereka lebih dari 20 tahun.
Sebagai penutup acara, PMI meluncurkan buku “Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh” yang disusun bersama Politeknik Akbara Surakarta. Buku ini berisi catatan perjalanan dan pembelajaran dari bencana tsunami, serta strategi untuk kesiapsiagaan di masa mendatang.
Peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kolaborasi antar-pihak dalam menghadapi potensi bencana di masa yang akan datang. (R)