Jakarta (buseronline.com) – Produk kerajinan berbahan sampah organik pasar tradisional dari Jawa Tengah menarik perhatian dalam pameran Inacraft 2025 di Jakarta.
Produk unik ini merupakan hasil inovasi Herman Purwanto, warga Desa Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, yang mengolah sampah menjadi tas, dompet, dan ikat pinggang bernilai seni tinggi.
Berkat kreativitasnya, Herman mendapat kesempatan untuk memamerkan produknya di ajang pameran UMKM nasional ini atas dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Ia berharap, karyanya bisa diterima pasar lebih luas dan menjadi solusi dalam pengelolaan sampah organik.
Herman mengungkapkan bahwa ide ini muncul sejak tahun 2009, berawal dari keprihatinannya terhadap maraknya penebangan pohon untuk produksi kertas.
“Saya ingin membuktikan bahwa kertas bisa dibuat dari bahan lain, bukan dari pohon yang memiliki peran penting bagi ekosistem,” katanya, Jumat.
Dari situ, ia mulai mengumpulkan sampah organik dari pasar, seperti sayuran, buah-buahan, dan rumput, lalu mengolahnya menjadi lembaran mirip kertas. Setelah melalui berbagai proses, lembaran tersebut kemudian dianyam dan dirakit menjadi berbagai produk handicraft.
Saat ini, produk-produk hasil karyanya masih dipasarkan secara terbatas melalui media sosial dan pemesanan khusus. Namun, ia optimistis dapat memproduksi dalam skala lebih besar jika mendapat sambutan baik dari masyarakat.
“Saat ini masih dalam tahap pengenalan, tetapi jika permintaan semakin tinggi, kami siap meningkatkan produksi,” ujarnya.
Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah, Shinta Nana Sudjana, menyampaikan bahwa tahun ini Jawa Tengah menghadirkan 68 UMKM dengan 12 stan dari 7 kabupaten/kota dalam pameran Inacraft 2025.
“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi paviliun Jawa Tengah di Assembly Hall JCC Jakarta pada 5–9 Februari 2025. Banyak produk menarik dari berbagai sektor, mulai dari fesyen hingga kriya dan craft,” ujarnya.
Dengan keikutsertaan di Inacraft, Pemprov Jawa Tengah berharap produk inovatif berbasis daur ulang seperti milik Herman bisa semakin dikenal dan menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya untuk lebih kreatif dalam mengelola limbah. (R)