
Jakarta (buseronline.com) – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima audiensi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas kerja sama yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) terkait penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di pondok pesantren.
Ketua PBNU Bidang Kesejahteraan Alissa Wahid bersama sejumlah pengurus lainnya turut hadir dalam audiensi tersebut.
Kapolri menyambut baik inisiatif kerja sama ini, mengingat isu kekerasan di lingkungan pesantren menjadi perhatian publik dan memerlukan penanganan serius.
Kapolri menegaskan bahwa Polri terus mengembangkan satuan kerja yang fokus menangani kasus kekerasan di pesantren. Upaya ini dilakukan agar setiap laporan bisa ditindaklanjuti dengan cepat dan efektif.
“Kami juga melakukan perimbangan dengan terus memperluas organisasi atau satuan kerja yang khusus menangani masalah kekerasan perempuan dan anak,” ujar Sigit.
Ia juga memastikan bahwa Korps Bhayangkara akan segera merealisasikan MoU dengan PBNU agar kerja sama ini bisa segera diimplementasikan di lapangan.
Selain membahas isu kekerasan, audiensi tersebut juga menyoroti pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi di Indonesia.
Kapolri menekankan bahwa keberagaman merupakan kekuatan bangsa yang harus dijaga demi persatuan dan kesatuan.
“Kami terus berkomitmen menjaga keberagaman dan toleransi, karena Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang beragam suku, ras, dan agama. Ini adalah kekuatan yang harus kita jaga,” kata Sigit.
Ke depan, Polri dan PBNU akan melanjutkan kerja sama dalam berbagai isu lainnya yang menjadi perhatian bersama, baik dalam aspek perlindungan masyarakat maupun penguatan nilai-nilai kebangsaan. (R)