
Jakarta (buseronline.com) – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus menggencarkan upaya pemajuan bahasa dan sastra, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam pertemuan bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kairo, Badan Bahasa membahas penguatan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Mesir serta rencana pendirian Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menekankan pentingnya kerja sama ini dalam memperluas peran bahasa Indonesia di kancah global.
“Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Hubungan historis ini menjadi faktor penting dalam pengembangan program BIPA di sana. Para pelajar Indonesia di Mesir berpotensi menjadi agen yang memperkenalkan dan mengembangkan bahasa Indonesia,” ujar Hafidz di Jakarta, Selasa.
Namun, ia mengakui bahwa pengembangan kerja sama ini memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai.
Oleh karena itu, Badan Bahasa akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BUMN, untuk membantu penyediaan fasilitas pembelajaran di luar negeri.
Sementara itu, Atdikbud Kairo, Abdul Muta’ali, yang juga merupakan anggota Senat Kehormatan Al-Azhar, menyebutkan bahwa rencana pembukaan jurusan bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar diharapkan dapat terealisasi pada September 2025.
Namun, keterbatasan ruang belajar masih menjadi kendala utama, sehingga kolaborasi berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Selain memperluas kerja sama internasional, Badan Bahasa juga menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memperkuat riset di bidang kebahasaan dan kesastraan.
Hafidz Muksin mengungkapkan bahwa kerja sama ini mencakup lima poin utama, yaitu:
1. Evaluasi kebijakan literasi, termasuk efektivitas penggunaan buku cetak dan digital dalam meningkatkan minat baca.
2. Pelestarian bahasa daerah, melalui pemutakhiran Peta Kebinekaan Bahasa yang terakhir diperbarui pada 2018.
3. Gerakan “Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia”, yang telah dicanangkan pada 28 Oktober 2024 untuk memperkuat posisi bahasa Indonesia.
4. Peningkatan Indeks Pembangunan Kebahasaan, agar sejajar dengan indeks pembangunan kebudayaan nasional.
5. Internasionalisasi bahasa Indonesia, dengan memperluas pengajaran BIPA ke berbagai negara.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Yogaswara, menyatakan bahwa BRIN siap berkolaborasi dalam pengembangan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) serta riset terkait pelestarian bahasa daerah dan pengembangan korpus bahasa percakapan.
Selain itu, Kepala Pusat Riset Bahasa Sastra dan Komunitas BRIN, Ade Mulyanah, menyoroti pentingnya penelitian dalam bidang sastra, sedangkan Obing Katubi dari Pusat Riset Preservasi Bahasa menegaskan perlunya pembuatan repositori bahasa daerah untuk mencegah kepunahan.
Dalam lingkup nasional, Badan Bahasa juga menjalin sinergi dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk memperkuat revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Banten.
Rektor Untirta menekankan pentingnya peran universitas dalam pengembangan bahasa dan literasi, terutama dalam menyediakan tenaga ahli bahasa yang dapat mendukung berbagai program kebahasaan.
Salah satu program yang akan diperkuat adalah Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai standar kemampuan bahasa Indonesia bagi mahasiswa.
Selain itu, Badan Bahasa dan Untirta membahas peningkatan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), mengingat permintaan pengajaran bahasa Indonesia di luar negeri, khususnya Australia, semakin meningkat. Namun, keterbatasan jumlah pengajar menjadi tantangan yang harus segera diatasi.
Isu lain yang menjadi perhatian dalam kerja sama ini adalah kurangnya tenaga pengajar bahasa daerah di sekolah-sekolah.
Oleh karena itu, Badan Bahasa mengusulkan agar Untirta mengadakan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian bahasa daerah.
Badan Bahasa juga mendorong Untirta untuk terlibat dalam penelitian kebahasaan, termasuk evaluasi kebijakan bahasa dan literasi yang telah diterapkan.
Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan efektivitas kebijakan bahasa di Indonesia.
Sebagai bentuk komitmen, Untirta menyatakan kesiapan untuk menjadi tim pelaksana UKBI di Banten serta mengadakan webinar kebahasaan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, Badan Bahasa terus berupaya memperkuat posisi bahasa Indonesia di tingkat global.
Sinergi dengan BRIN, perguruan tinggi, serta institusi pendidikan luar negeri diharapkan dapat semakin mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang tidak hanya berperan di tingkat nasional, tetapi juga di dunia internasional. (R)