26 C
Medan
Sabtu, Februari 22, 2025

Wamendikdasmen Dorong Implementasi Deep Learning dalam Pendidikan di Era Digital

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Bandung (buseronline.com) – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menekankan pentingnya deep learning dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum bertajuk “Deep Learning dalam Pendidikan Era Digital”, yang digelar di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Senin.

Wamen Atip menegaskan bahwa deep learning bukan sekadar metode atau kurikulum baru, melainkan paradigma yang harus diadopsi dalam sistem pendidikan nasional.

“Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Kita ingin anak-anak kita tidak hanya membaca, tetapi memahami; tidak hanya menghitung, tetapi menganalisis; tidak hanya menghafal, tetapi mampu menerapkan dan berinovasi,” ujarnya.

Menurutnya, pendidikan Indonesia harus bertransformasi agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman yang begitu cepat. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan fleksibel sangat dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, pendekatan deep learning dinilai sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Wamen Atip juga menyoroti tantangan utama dalam pendidikan di Indonesia, terutama dalam hal literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS).

Ia mengungkapkan bahwa masih banyak siswa yang hanya mampu membaca tanpa benar-benar memahami maknanya.

“Salah satu kelemahan utama pendidikan kita adalah banyak siswa yang hanya bisa membaca tanpa memahami maknanya. Dalam bahasa Arab, kita menyebutnya baru sekadar ‘iqra’, belum sampai pada ‘tilawah’ yang berarti memahami dan menginternalisasi,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menekankan perlunya perubahan dalam hubungan antara guru dan siswa. Pendidikan di Indonesia, menurutnya, masih didominasi oleh model pembelajaran satu arah, di mana guru menjadi pusat informasi, sementara siswa hanya menerima.

“Dengan deep learning, kita ingin menciptakan lingkungan di mana siswa lebih aktif dalam membangun pemahamannya sendiri, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing mereka dalam menemukan jawaban,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI, M Solehuddin menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mengembangkan dan menerapkan konsep deep learning di Indonesia.

“UPI sebagai institusi pendidikan yang berorientasi pada inovasi memiliki tanggung jawab untuk menjadi pelopor dalam implementasi pendekatan ini. Pendidikan harus bisa menjawab kebutuhan zaman, dan deep learning adalah kunci untuk memastikan bahwa mahasiswa dan tenaga pendidik memiliki keterampilan yang relevan di era digital ini,” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Nandang Budiman mengungkapkan bahwa pihaknya telah merancang berbagai strategi implementasi deep learning, di antaranya:

1. Pengembangan kurikulum berbasis deep learning – Menyusun kurikulum yang mendorong penerapan prinsip deep learning dalam proses belajar-mengajar.

2. Pelatihan bagi dosen dan tenaga pendidik – Memberikan pelatihan kepada dosen tentang cara menerapkan pendekatan deep learning dalam pengajaran.

3. Penelitian dan inovasi pendidikan – Mengembangkan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas deep learning di berbagai jenjang pendidikan.

4. Implementasi dalam pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif – Mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis pemecahan masalah nyata.

“Kami tidak hanya ingin membahas konsep deep learning dalam forum akademik, tetapi juga menerapkannya dalam sistem pendidikan di kampus,” ujar Nandang.

Kuliah umum ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, baik secara luring maupun daring melalui Zoom dan YouTube. Sesi diskusi interaktif menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta dalam memahami dan menerapkan konsep deep learning dalam pembelajaran mereka.

Di akhir acara, Wamen Atip kembali menegaskan bahwa pendidikan berkualitas tidak hanya bergantung pada kurikulum atau materi yang diajarkan, tetapi juga pada cara mengajarkannya.

“Dengan pendekatan deep learning, kita bisa menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih dinamis, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Ini adalah langkah besar bagi pendidikan Indonesia untuk menjadi lebih adaptif dan berdaya saing global,” pungkasnya. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru