
Bandung (buseronline.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus menggalakkan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di berbagai gedung, baik milik pemerintah, BUMN, maupun swasta.
Langkah ini bertujuan untuk menekan angka perokok di wilayah Jawa Barat yang masih tergolong tinggi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar dr Rochady Hendra Setya Wibawa mengungkapkan bahwa keberadaan KTR sangat penting dalam upaya pengendalian tembakau.
“KTR bukan berarti melarang merokok, tetapi menyediakan tempat khusus bagi perokok agar tidak merokok di dalam ruangan tertutup yang dapat mengganggu orang lain,” ujar Rochady dalam kegiatan Sosialisasi dan Implementasi KTR di Kantor Dinkes Jabar.
Meski kebijakan KTR telah diterapkan, Rochady mengakui efektivitasnya masih rendah. Banyak masyarakat yang masih merokok di sembarang tempat. Oleh karena itu, pihaknya berencana memperkuat aturan dengan membentuk satuan tugas (satgas) khusus guna mengawal implementasi KTR di berbagai lokasi.
“KTR harus disediakan di luar gedung yang terbuka dan memiliki akses langsung ke udara luar. Ke depan, diperlukan satgas khusus agar aturan ini lebih efektif,” tambahnya.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka perokok anak tertinggi di Indonesia.
Sebanyak 20% anak usia 15-19 tahun di Jabar diketahui merokok, sementara 75% anak usia 15-9 tahun pernah mencoba merokok.
Ketua No Tobacco Community (NOTC) Bambang Priyono menegaskan bahwa pengendalian tembakau harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan.
Ia juga mendesak pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap iklan rokok yang masih marak di berbagai media, termasuk reklame.
“Angka perokok di Jabar sangat mengkhawatirkan. Pengendalian tembakau harus menjadi prioritas untuk melindungi anak-anak dari bahaya konsumsi rokok,” tegas Bambang.
Dengan langkah sosialisasi dan penguatan regulasi KTR, diharapkan kebiasaan merokok di tempat umum dapat dikendalikan, sehingga masyarakat, khususnya anak-anak, terlindungi dari paparan asap rokok. (R)