
Jakarta (buseronline.com) – Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Pengusaha Indonesia di Belanda (OC CIDER 2025) siap membuka peluang lebih luas bagi komoditas pertanian dan peternakan Indonesia untuk menembus pasar Eropa, khususnya di Belanda.
Dengan lebih dari 400 restoran Indonesia yang beroperasi di Belanda, produk-produk pertanian Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang di pasar internasional.
Ketua OC CIDER 2025, Abdul Latif Gau, dalam Forum Grup Diskusi (FGD) bertema Peningkatan Kualitas Komoditas Pertanian dan Peternakan Indonesia, Kamis, menyatakan bahwa sektor pertanian dan perkebunan harus menjadi prioritas dalam pengembangan ekonomi nasional.
“Orang Eropa sangat menyukai estetika dalam makanan, dan ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia. Dengan 400 restoran Indonesia yang berkembang di Belanda, produk pertanian kita memiliki peluang besar untuk diterima di pasar Eropa,” ujarnya.
Menurutnya, produk-produk unggulan seperti buah-buahan tropis, rempah-rempah, serta makanan khas Nusantara memiliki daya saing tinggi di luar negeri.
Oleh karena itu, ia mendorong Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia untuk lebih proaktif dalam mencari mitra bisnis strategis guna mengembangkan dan memasarkan produknya ke tingkat global.
“UKM harus segera mencari strategi yang tepat dalam mengembangkan produk mereka agar bisa bersaing di pasar internasional. Kami siap membantu UKM untuk masuk ke pasar Eropa,” tambahnya.
Latif juga mengajak seluruh pengusaha dan diaspora Indonesia di Belanda untuk berkolaborasi dalam memperluas ekspor komoditas pertanian dan peternakan Indonesia.
Ia menilai, kerja sama ini akan membantu memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global dan menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan UKM Indonesia bisa berkembang, bukan hanya di pasar domestik, tetapi juga di pasar global. Ini adalah tantangan sekaligus peluang yang harus kita manfaatkan bersama,” katanya.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, menegaskan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam sektor pangan, yang dapat menjadi komoditas ekspor unggulan.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pelaku usaha harus meningkatkan kualitas produk dan memenuhi standar Uni Eropa agar dapat bersaing di pasar global.
“Langkah strategis ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kepatuhan terhadap regulasi Uni Eropa. Dengan demikian, produk Indonesia bisa semakin kompetitif di pasar internasional,” jelas Mayerfas.
Selain itu, Mayerfas menyebut bahwa Belanda telah membuka peluang bagi pengembangan teknologi pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.
Melalui dukungan investasi dan bantuan teknis, sektor pertanian, peternakan, dan ketahanan pangan Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
“Dengan akses investasi ini, Indonesia dapat meningkatkan kapasitas produksi, infrastruktur, serta teknologi pertanian dan peternakan. Ini adalah kesempatan besar yang harus kita manfaatkan,” ungkapnya.
Dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang kuat antara pemerintah, pengusaha, dan diaspora Indonesia di Belanda, diharapkan komoditas pertanian dan peternakan Indonesia dapat semakin dikenal di pasar Eropa dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. (R)