23.3 C
Medan
Sabtu, Maret 1, 2025

Revitalisasi Bahasa Daerah 2025—2029: Strategi Melestarikan Bahasa Ibu Secara Berkelanjutan

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat upaya pelestarian bahasa daerah.

Dengan tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua,” pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjadikan bahasa ibu sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional dan identitas budaya bangsa.

Sejak 2021–2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) telah melaksanakan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di 38 provinsi dengan cakupan 114 bahasa daerah.

Program ini berfokus pada generasi muda agar mereka dapat mempertahankan bahasa daerah melalui pembelajaran di sekolah dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, tantangan dalam pendanaan, koordinasi lintas sektor, dan digitalisasi masih menjadi perhatian utama pemerintah dalam menyusun strategi revitalisasi untuk lima tahun ke depan.

Sebagai langkah lanjutan, pemerintah telah menyusun peta jalan Revitalisasi Bahasa Daerah 2025–2029 yang menitikberatkan pada beberapa aspek utama:

1. Pendidikan Berbasis Bahasa Ibu – Kurikulum berbasis multibahasa akan diperluas ke daerah-daerah dengan jumlah penutur bahasa daerah yang signifikan.

2. Pemanfaatan Teknologi Digital – Media sosial, podcast, dan platform digital lainnya akan digunakan untuk menjangkau generasi muda secara lebih efektif.

3. Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Komunitas – Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta komunitas lokal akan diperkuat dalam pelaksanaan program.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2025, pemerintah juga mengoptimalkan anggaran dengan beralih ke pendekatan digital serta menggandeng sektor swasta dan lembaga pendidikan.

Publikasi cetak akan dikurangi dan digantikan dengan konten digital yang lebih mudah diakses masyarakat.

Sebagai bentuk apresiasi, penghargaan akan diberikan kepada daerah yang berhasil menjalankan program revitalisasi bahasa daerah, guna meningkatkan komitmen di tingkat lokal dalam melestarikan bahasa ibu.

Peringatan HBII 2025 akan diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk kampanye daring, pameran virtual, seminar nasional, serta penayangan film pendek berbahasa daerah.

Acara puncak akan berlangsung di Provinsi Bengkulu pada 27 Februari 2025, di mana pemerintah akan memberikan penghargaan kepada komunitas dan daerah yang berkontribusi dalam revitalisasi bahasa daerah.

Dengan lebih dari 718 bahasa daerah dan 778 dialek, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberagaman bahasanya.

Keberhasilan program revitalisasi ini tidak hanya tentang pelestarian budaya, tetapi juga memastikan bahwa setiap anak Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan dalam bahasa yang mereka pahami.

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Mukhsin, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, komunitas, dan sektor pendidikan dalam menjaga eksistensi bahasa daerah.

“Dalam momentum 25 tahun HBII, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga bahasa daerah sebagai bagian dari identitas bangsa. Dengan sinergi yang kuat, bahasa ibu tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah kemajuan zaman,” ujar Hafidz.

Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, bahasa ibu di Indonesia diharapkan tetap hidup dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di masa depan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru