27 C
Medan
Senin, Maret 10, 2025

Kementan dan Kemendes Bersinergi Perkuat Ketahanan Pangan Desa

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam membangun ketahanan pangan nasional, terutama di desa dan daerah tertinggal.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementan menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) di Operational Room Kemendes PDT, Jakarta, pada Kamis.

Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya mendukung Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu Membangun dari Desa dan Dari Bawah untuk Pemerataan Ekonomi dan Pemberantasan Kemiskinan.

Menteri Desa PDT Yandri Susanto menegaskan bahwa kolaborasi ini akan difokuskan pada penurunan angka stunting di desa melalui peningkatan akses masyarakat terhadap sumber protein berkualitas, salah satunya melalui pengembangan produksi ayam petelur.

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat desa memiliki akses yang cukup terhadap pangan bergizi. Produksi ayam petelur di desa diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Yandri dalam sambutannya.

Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan akan bekerja sama dengan Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan serta Ditjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa dan Daerah Tertinggal.

Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah pengembangan produksi ayam petelur untuk memperkuat ketahanan pangan di desa selama lima tahun ke depan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyatakan bahwa subsektor peternakan, khususnya ayam petelur, memiliki peran strategis dalam upaya penurunan stunting dan peningkatan perekonomian desa.

“Kami berkomitmen memberikan pendampingan teknis serta memastikan optimalisasi sumber daya desa agar produksi ayam petelur dapat berkembang secara berkelanjutan,” ujarnya.

Kerja sama ini mencakup empat aspek utama, yaitu:

1. Pertukaran data dan informasi terkait produksi ayam petelur di desa dan daerah tertinggal.

2. Implementasi program produksi ayam petelur guna memperkuat ketahanan pangan desa.

3. Peningkatan kapasitas penerima manfaat melalui pendampingan dan bimbingan teknis.

4. Optimalisasi penggunaan dana desa untuk mendukung pengembangan peternakan unggas.

Agung Suganda menegaskan bahwa Kementan akan memberikan dukungan penuh dalam bentuk transfer teknologi, pendampingan intensif, serta fasilitasi pengelolaan ayam petelur, sehingga desa dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakatnya.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa dan Daerah Tertinggal, Tabrani, menilai bahwa produksi ayam petelur berpotensi menjadi penggerak ekonomi desa dan mendorong pertumbuhan usaha kecil masyarakat desa.

“Kami berharap program ini dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi desa serta mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan,” kata Tabrani.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Nugroho Setjio Nagoro, menambahkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat desa.

“Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat, kami yakin produksi ayam petelur ini dapat memberikan manfaat luas bagi desa dan daerah tertinggal,” katanya.

Kementan memastikan bahwa kerja sama ini akan dikawal secara berkelanjutan agar memberikan dampak optimal bagi masyarakat desa, tidak hanya dalam peningkatan produksi pangan, tetapi juga dalam mempercepat pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di desa. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru