Jakarta (buseronline.com) – Indonesia dan Thailand semakin mempererat kerja sama dalam pengendalian penyakit hewan menular strategis. Hal ini ditandai dengan pertemuan antara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Agung Suganda, dan Direktur Jenderal Departemen Pengembangan Peternakan Thailand, Somchuan Ratanamungklanon, di Kantor Kementan, Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan ketahanan sektor peternakan dan kesehatan hewan melalui pertukaran pengalaman serta kerja sama teknis.
Agung Suganda mengapresiasi keberhasilan Thailand dalam memperoleh pengakuan internasional dari World Organisation for Animal Health (WOAH) atas program pengendalian resmi (official control program) penyakit mulut dan kuku (PMK).
Ia menyebut bahwa keberhasilan tersebut bisa menjadi referensi bagi Indonesia untuk mempercepat langkah dalam mencapai status yang sama.
“Kami melihat Thailand telah berhasil dalam program pengendalian PMK dan mendapatkan pengakuan dari WOAH. Indonesia ingin belajar dari pengalaman tersebut agar bisa mempercepat langkah dalam mencapai status yang sama,” ujar Agung.
Selain itu, Agung juga menekankan bahwa Indonesia telah memiliki perusahaan lokal yang mampu memproduksi vaksin PMK secara mandiri.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian nasional dalam penanganan penyakit hewan dan mengurangi ketergantungan pada impor vaksin.
Menanggapi hal tersebut, Somchuan Ratanamungklanon menyatakan kesiapan Thailand untuk berbagi pengalaman dalam pengendalian PMK serta Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) atau flu burung.
“Thailand siap berbagi pengalaman dan keahlian dalam pengendalian penyakit hewan. Kami melihat potensi besar untuk pertukaran informasi dan kerja sama teknis antara kedua negara,” kata Somchuan.
Kedua negara sepakat bahwa kerja sama ini dapat memperkuat subsektor peternakan dan meningkatkan ketahanan pangan di kawasan.
Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam membangun kolaborasi yang lebih erat guna menghadapi tantangan kesehatan hewan di masa depan. (R)