Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) resmi membuka Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea (Indonesia-Korea Teacher Exchange/IKTE) 2025.
Program ini merupakan bentuk kerja sama antara Kementerian Pendidikan Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan Republik Korea, yang telah berlangsung sejak 2013 melalui Asia-Pacific Centre of Education for International Understanding (APCEIU) di bawah naungan UNESCO.
Dirjen GTKPG, Nunuk Suryani dalam webinar sosialisasi IKTE 2025 menyampaikan bahwa program ini bertujuan memperkuat kompetensi guru di tingkat global.
“Melalui program ini, guru dapat mempelajari sistem pendidikan di berbagai negara, meningkatkan keterampilan komunikasi antarbudaya, serta berbagi metode pengajaran inovatif,” ujarnya, seperti dilansir dari laman Kemdikbud.
Program ini juga mendukung Pendidikan Kewarganegaraan Global (Global Citizenship Education/GCED) serta pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Penanggung Jawab Kerja Sama Setditjen GTKPG, Nissa Afriliana menambahkan bahwa program ini akan memperkuat jaringan guru di kawasan Asia-Pasifik serta mendorong inovasi dalam pembelajaran.
Pendaftaran IKTE 2025 dibuka sejak 17 Februari hingga 18 Maret 2025. Program ini terbuka bagi guru jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK non-kejuruan yang berasal dari 19 provinsi sasaran, yaitu Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, Aceh, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, serta tujuh provinsi di Papua.
Para alumni IKTE sebelumnya merasakan manfaat besar dari program ini. Ihdzar Azizi, guru SMAN 2 Mataram, Lombok, NTB, menyatakan bahwa ia mendapatkan wawasan baru tentang sistem pendidikan Korea, termasuk keterlibatan aktif orang tua dalam sekolah serta profesionalitas guru melalui komunitas belajar.
Sementara itu, M Jufrianto dari SMAN 3 Takalar menyoroti penerapan teknologi dalam pembelajaran di Korea. “Saya melihat bagaimana teknologi dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif,” ujarnya.
Uswatun Hasanah dari SMPN 22 Surabaya juga berbagi pengalamannya. Menurutnya, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan mengajar tetapi juga memperluas wawasan multikultural yang dapat diterapkan dalam pengajaran di Indonesia.
Program IKTE 2025 menjadi kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi dan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui laman resmi gtk.dikdasmen.go.id/ikte. (R)