Jepara (buseronline.com) – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi resmi meluncurkan program Layanan Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang bertujuan memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat desa.
Program ini memungkinkan warga mendapatkan pemeriksaan langsung dari dokter spesialis di balai desa tanpa harus pergi ke puskesmas atau rumah sakit.
Dalam tahap awal, program ini akan menyasar 70 desa di 35 kabupaten/kota dengan dukungan 10 mobil layanan Speling. Program ini terus dikembangkan, termasuk dengan menambah jumlah kendaraan layanan agar semakin banyak masyarakat yang terjangkau.
Luthfi menjelaskan bahwa layanan ini memberikan pemeriksaan gratis untuk beberapa penyakit, di antaranya Tuberkulosis (TBC), deteksi kanker serviks, kesehatan jiwa, kusta, pemeriksaan kehamilan.
Masyarakat cukup membawa KTP untuk mendapatkan layanan tanpa dipungut biaya. Dengan lokasi pemeriksaan di balai desa, warga tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi tambahan atau menghabiskan waktu lama untuk berobat ke fasilitas kesehatan yang lebih jauh.
“Speling ini mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat bawah. Tahap pertama sudah dimulai di Desa Troso dan Desa Karanggondang, karena lebih dari 60 persen warganya penerima bansos,” ujar Luthfi saat meninjau program Speling di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Jepara, Selasa.
Salah satu fokus utama Speling adalah pemeriksaan dan penanganan TBC, sejalan dengan program nasional Presiden Prabowo Subianto untuk menekan angka penyakit menular tersebut di Indonesia.
“Yang paling utama adalah TBC, ini selaras dengan program Bapak Presiden Prabowo. Kita ingin angka TBC bisa terus menurun,” tegas Luthfi.
Selain TBC, layanan pemeriksaan kehamilan juga menjadi perhatian. Pemeriksaan ibu hamil dilakukan minimal enam kali selama sembilan bulan kehamilan, termasuk USG di trimester pertama dan ketiga untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
Program ini disambut baik oleh warga. Salah satu warga Desa Karanggondang, Sela Karainina Putri, merasa bersyukur bisa mendapatkan pemeriksaan gratis melalui Speling.
“Senang ikut ini (Speling), karena dekat rumah dan dokternya spesialis. Kalau di bidan bayar Rp50 ribu, ini gratis. Lumayan bisa ngirit, uangnya bisa buat kebutuhan lain,” ujar Sela setelah menjalani pemeriksaan USG dan mengetahui bahwa janinnya berjenis kelamin laki-laki.
Ia berharap program ini bisa terus berjalan dan menjangkau lebih banyak masyarakat. “Semoga bisa lahiran normal dan anak saya sehat,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar menyatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan tracing untuk mendeteksi penyebaran TBC.
“Untuk menangani TBC, yang pertama harus ditemukan dulu penderitanya. Dari satu orang yang sakit, tracing minimal dilakukan ke delapan orang di sekitarnya untuk memastikan apakah ada penularan,” jelas Yunita.
Ke depan, program Speling diharapkan bisa menjangkau seluruh masyarakat Jawa Tengah di 35 kabupaten/kota, dengan dukungan dokter spesialis dari tujuh rumah sakit milik provinsi, Dinas Kesehatan, dan rumah sakit swasta.
Dengan hadirnya layanan ini, masyarakat desa kini bisa mendapatkan akses kesehatan lebih mudah, cepat, dan gratis tanpa harus pergi jauh ke rumah sakit. (R)