Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah bekerja sama dengan Universitas Ari Ginanjar (UAG) atau ESQ melatih 72 guru Bimbingan Konseling (BK) Madrasah dalam pengembangan talenta berbasis kecerdasan buatan (AI) Talent-DNA. Pelatihan ini berlangsung di Menara 165 ESQ, Jakarta, pada Kamis.
Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka acara secara daring dan menekankan pentingnya pelatihan ini untuk membantu guru BK dalam memetakan bakat siswa sejak dini.
Menurutnya, perkembangan teknologi, termasuk AI, selaras dengan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan.
“Saya sangat mengapresiasi ESQ dan jajaran Kemenag atas terselenggaranya pelatihan ini. AI yang masih sebatas wacana di tempat lain, di sini sudah kita manfaatkan. Ini adalah bagian dari penerapan nilai-nilai Al-Qur’an yang selalu relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Pendiri ESQ dan UAG, Ari Ginanjar, menyatakan bahwa keterlibatan pihaknya dalam program ini bertujuan menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Sebagai alumni madrasah, saya ingin ikut berkontribusi dalam mencetak generasi hebat. Insya Allah, dari madrasah akan lahir pemikir-pemikir seperti Ibnu Sina modern yang menguasai berbagai disiplin ilmu,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Amien Suyitno, menegaskan bahwa guru BK memiliki peran penting dalam membimbing siswa menghadapi tantangan akademik dan kehidupan.
“Guru BK harus memiliki hati yang luas karena mereka menjadi tempat siswa berbagi keluh kesah. Dalam sistem pendidikan madrasah, guru BK berperan dalam mencegah masalah akademik, memahami potensi siswa, dan memberikan bimbingan agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat,” jelasnya.
Pelatihan ini juga menjadi bagian dari upaya mewujudkan madrasah ramah anak. Dengan pendekatan yang lebih personal dan pemanfaatan teknologi dalam bimbingan konseling, diharapkan pembelajaran di madrasah aliyah semakin efektif dan sesuai dengan minat serta bakat siswa.
Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar, menambahkan bahwa program ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan peran guru BK agar lebih berdaya.
“Madrasah memiliki keunggulan dalam pembentukan karakter berbasis Islam. Oleh karena itu, peran guru BK sangat penting agar lahir alumni yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia,” pungkasnya. (R)