Malang (buseronline.com) – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam menggelar Ramadan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat.
Acara ini menghadirkan mahasiswa dari berbagai belahan dunia, termasuk Eropa, Timur Tengah, ASEAN, dan Amerika, untuk membahas Kurikulum Cinta.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, dalam sesi Talk Show menekankan pentingnya cinta sebagai landasan kehidupan manusia. Menurutnya, kesuksesan seseorang tidak bisa dilepaskan dari kontribusi orang lain dan hubungan dengan lingkungan sekitar.
“Segala capaian kita, baik dalam karier maupun kehidupan, tidak lepas dari ekosistem yang menghubungkan manusia satu dengan lainnya. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak saling mencintai dan menghargai,” ujar Prof Kamaruddin.
Kurikulum Cinta pertama kali diperkenalkan oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, sebagai panduan bagi lembaga pendidikan keagamaan untuk menanamkan nilai kasih sayang dalam sistem pendidikan Islam.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin, menjelaskan bahwa inisiatif ini bukan hanya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis, tetapi juga dari berbagai ajaran agama yang menekankan cinta kasih sebagai solusi atas konflik sosial yang berkembang di dunia.
“Banyak masalah sosial seperti kemiskinan, kekerasan, dan konflik yang masih terjadi di masyarakat. Padahal agama mengajarkan kita untuk hidup harmonis. Artinya, ada hal yang perlu diperbaiki, dan pendidikan berbasis cinta bisa menjadi jawabannya,” kata Prof Sahiron.
Rektor UIN Malang, Zainuddin, juga menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
“Pluralitas adalah anugerah. Indonesia memiliki keberagaman suku, agama, dan bahasa, sehingga sangat penting bagi kita untuk menjalin hubungan yang harmonis demi menjaga persatuan,” jelasnya.
Salih Alson Haji, mahasiswa asal Libya yang tengah menempuh studi S3 di UIN Malang, mengungkapkan kekagumannya terhadap harmoni dan toleransi di Indonesia.
“Indonesia itu sangat kaya, bukan hanya dari segi alam, tetapi juga dalam keberagaman agama dan budaya. Hal yang luar biasa adalah bagaimana semua bisa hidup bersama dalam damai,” katanya.
Melalui Ramadan Global Camp ini, Kemenag berharap Kurikulum Cinta dapat menjadi pilar dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati, toleransi, dan kasih sayang dalam kehidupan bermasyarakat. (R)