Surakarta (buseronline.com) – Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman tak kuasa menahan haru saat menyampaikan orasi ilmiah dalam peringatan Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret (UNS), Senin (11/3/2025).
Dalam acara tersebut, ia menerima penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Upa Bogha sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya di sektor pertanian.
Dalam orasinya, Mentan Amran mengenang perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, dari seorang anak desa hingga dipercaya menjadi Menteri Pertanian.
Ia mengungkapkan bahwa keberhasilannya tidak lepas dari peran besar sang ibunda yang selalu menanamkan semangat dan nilai-nilai kejujuran.
“Saya lahir dari keluarga miskin, dibesarkan dalam keterbatasan. Tapi ibu saya selalu berpesan, ‘Nak, kamu nanti jadi orang besar. Kamu akan mengubah nasib kita.’ Dan pesan itu terus terngiang hingga hari ini,” ujar Mentan Amran dengan suara bergetar.
Amran bercerita tentang masa kecilnya yang penuh keterbatasan, di mana ia bersama 11 saudara kandungnya harus berjuang untuk bertahan hidup.
Ayahnya yang seorang anggota TNI dengan pangkat rendah tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga mereka sering mencari makanan di hutan.
“Kami pulang sekolah dengan keringat bercucuran, tapi makanan tidak selalu tersedia. Jadi, kami mencari jambu dan ubi di hutan,” kenangnya.
Meski hidup dalam keterbatasan, orang tuanya selalu mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan kerja keras. Salah satu pesan yang selalu diingatnya adalah agar tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya.
“Orang tua saya selalu berpesan, ‘Jangan pernah makan yang bukan hakmu.’ Itu pesan yang saya pegang teguh,” katanya.
Mentan Amran juga mengenang bagaimana ibunya selalu mengatakan bahwa suatu hari ia akan menjadi menteri. Meskipun terdengar mustahil saat itu, takdir berkata lain.
“Kami masih ingat pesan ibu, ‘Nak, kamu nanti jadi menteri.’ Dalam hati kecil saya katakan tidak mungkin, tetapi kami tidak membantah beliau. Siapa sangka, tiba-tiba Pak Jokowi datang dan menugaskan saya menjadi Menteri Pertanian pada 2014,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Mentan Amran berpesan kepada generasi muda agar selalu menjaga hati orang tua, terutama ibu. Menurutnya, doa dan restu ibu adalah kunci kesuksesan seseorang.
“Kalau mau lihat Allah tersenyum, buatlah ibu tersenyum. Jika kita pernah menggores hati ibu, jangan bermimpi melihat cahaya dunia. Saya tidak mungkin berdiri di sini kalau bukan karena ibu saya,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof Hartono menjelaskan bahwa penghargaan yang diberikan kepada Mentan Amran merupakan bentuk pengakuan atas dedikasi dan prestasinya dalam sektor pertanian.
“Beliau terpilih menerima penghargaan ini karena kami melihatnya sebagai sosok teladan dengan integritas tinggi, prestasi gemilang, dan kepeloporan dalam memajukan pertanian Indonesia. Berbagai inovasi dan peningkatan produksi pertanian yang ia lakukan sangat berdampak bagi masyarakat luas,” ujar Prof. Hartono.
Mentan Amran pun menegaskan bahwa penghargaan yang ia terima bukan hanya sekadar pengakuan, tetapi juga amanah besar yang harus dipertanggungjawabkan.
“Saya membayangkan bagaimana mempertanggungjawabkan ini di dunia dan akhirat. Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Penghargaan ini diberikan berdasarkan Keputusan Rektor UNS Nomor 851/UN27/HK.02/2025 dan menjadi salah satu bentuk apresiasi bagi tokoh nasional yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam pembangunan bangsa. (R)