Bandung (buseronline.com) – Kementerian Agama (Kemenag) akan menerapkan strategi baru dalam program penyuluhan agama dengan pendekatan berbasis keluarga. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyuluhan serta memberikan dampak yang lebih nyata dan terukur bagi masyarakat.
“Pendekatan ini berangkat dari fakta bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Jika penyuluhan berfokus pada keluarga, hasilnya akan lebih konkret dan dapat diukur,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, dalam Pembinaan, Evaluasi Kinerja, dan Serap Aspirasi Penyuluh Agama Islam Provinsi Jawa Barat di Bandung, Jumat.
Menurutnya, strategi ini juga sejalan dengan program Bimbingan Keluarga Maslahat di Kantor Urusan Agama (KUA), yang memberikan pembinaan dalam berbagai aspek, mulai dari keagamaan hingga sosial. “Penyuluh nantinya akan membina sejumlah keluarga dengan pendekatan yang lebih intensif, sehingga dampaknya bisa lebih nyata dan terukur,” jelasnya.
Ke depan, 12 bidang penyuluhan agama akan lebih difokuskan pada ranah keluarga, termasuk bimbingan baca tulis Al-Qur’an, penyuluhan perkawinan, serta penguatan ekonomi keluarga.
“Selama ini penyuluh sudah bekerja keras di lapangan, tetapi kita butuh data yang jelas untuk menunjukkan dampaknya. Semua upaya yang sudah dilakukan harus bisa dibuktikan dengan angka,” kata Zayadi.
Selain meningkatkan akurasi data, strategi ini juga berdampak pada penganggaran program kepenyuluhan. Dengan data yang lebih terstruktur, advokasi anggaran diharapkan semakin kuat.
“Kejelasan data akan memperkuat argumentasi dalam mengusulkan peningkatan fasilitas dan pendanaan program keagamaan,” tambahnya.
Zayadi menekankan bahwa pendekatan berbasis keluarga akan memperkuat ketahanan sosial dan keagamaan masyarakat. Dengan pendampingan yang lebih dekat, penyuluhan agama tidak hanya bersifat informatif tetapi juga mampu menciptakan perubahan sosial yang lebih mendalam.
“Fokus pada keluarga akan memberikan efek jangka panjang yang lebih signifikan dibandingkan penyuluhan berbasis komunitas,” tutupnya.
Dengan strategi baru ini, Kemenag berharap program penyuluhan agama dapat lebih efektif dalam membentuk keluarga yang religius, harmonis, dan berdaya dalam kehidupan sosial. (R)