Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus memperkuat kesadaran dan manajemen risiko di lingkungan kerja dengan mengadakan pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi pejabat dan pegawai.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan pengambilan keputusan strategis yang lebih terukur dan akuntabel.
Pada Senin, Kemenkeu menggelar acara Penguatan Komitmen Kemenkeu dalam Implementasi Manajemen Risiko melalui Sertifikasi GRCE di Kantor Pusat Kemenkeu.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menegaskan pentingnya pendekatan proaktif dalam manajemen risiko guna mendukung tata kelola yang baik.
“Kita harus menaruh risiko di depan, bukan di belakang. Kita harus memahami inherent risk sebelum memulai suatu kegiatan,” ujar Anggito.
Menurutnya, sertifikasi ini merupakan langkah konkret dalam membangun budaya sadar risiko di lingkungan Kemenkeu.
Selain meningkatkan kesadaran risiko, program sertifikasi ini juga bertujuan mencetak tenaga ahli (risk expert) yang akan menjadi trainer bagi unit-unit kerja lainnya. Dengan adanya sistem sertifikasi ini, pejabat diharapkan lebih mampu mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko secara optimal.
Sebagai bagian dari inovasi, Kemenkeu juga tengah mengembangkan aplikasi berbasis digital untuk mempermudah pembuatan profil risiko dan mempercepat proses mitigasi. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengantisipasi potensi risiko di berbagai kebijakan dan program kementerian.
Dengan adanya program sertifikasi dan penguatan budaya sadar risiko ini, Kemenkeu menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem keuangan negara yang lebih tangguh dan terpercaya. Ke depan, langkah ini akan terus dikembangkan guna memastikan bahwa setiap kebijakan dan program pemerintah didukung oleh analisis risiko yang matang dan terstruktur. (R)